Mohon tunggu...
Rosa Ramadanti
Rosa Ramadanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Blog Pribadi

The best things come from living outside of your comfort zone

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Keterbatasan Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Karakter Siswa

26 November 2022   19:09 Diperbarui: 26 November 2022   19:13 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengaruh keterbatasan sosial ekonomi keluarga terhadap karakter siswa

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar anak adalah keluarga, dalam hal ini orang tua yang pada akhirnya akan mempengaruhi prestasinya. Orang tua bertanggungjawab terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan anak. Kondisi sosial ekonomi yang baik akan semakin mudah dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, begitu juga sebaliknya. kondisi sosial ekonomi orang tua siswa tergolong tinggi.

Keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar anak dan merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal oleh anak yang selanjutnya dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak. Keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial ekonomi nya rendah.

Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak, karena di lingkungan keluargalah anak pertama-tama mendapat pengaruh sadar. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar bagi perkembangan anak berikutnya, sehingga anak dapat berkembang dengan baik. Dalam lingkungan keluarga, anak pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan serta belajar tentang semua hal, baik pengetahuan, percakapan dan sebagainya. Oleh karena itu, orang tua harus mampu mengarahkan, membantu mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki anak sehingga anak dapat berprestasi dengan baik. Selain relasi antar anggota keluarga yang harmonis dan cara orang tua dalam mendidik anak, keadaan sosial ekonomi keluarga juga ikut menentukan prestasi belajar anak.

Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan pendidikan anak dan anggota keluarga. Rangsangan untuk dapat ditiru anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan lebih tampak perbedaan perkembangan pendidikan bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik (Suhendro 1995: 116).

Keterbatasan ini terjadi pada salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Jakarta, yaitu di SMP Negeri 247 Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dalam kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan mahasiswi Bimbingan Konseling Universitas Al Azhar Indonesia, kami menemukan beberapa peserta didik yang memiliki keterbatasan dalam sosial ekonomi. Faktor keterbatasan ekonomi ini menjadi faktor utama bagaimana karakteristik siswa berbeda-beda.

Hal paling menonjol yang terlihat dalam karakter siswa yaitu, siswa malas pergi ke sekolah dikarenakan tidak memiliki uang saku, siswa malas belajar atau mengerjakan tugas karena tidak terpenuhinya sarana dan prasarana, siswa enggan bersosialisasi dengan teman karena merasa rendah diri dan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kriminalisasi seperti (tawuran, mencuri, dan kekerasan).

Beberapa faktor diatas menjadi kendala bagi peserta didik dalam proses belajar mengajar atau memperoleh prestasi di sekolah. Guru BK SMP Negeri 247 Jakarta Bu dedeh dan Pak sani mengatakan dalam wawancara di ruang BK bersama mahasiswi bahwa faktor ekonomi menjadi faktor utama siswa enggan pergi ke sekolah, guru BK melakukan kunjungan rumah untuk memastikan keadaaan peserta didik yang sering tidak masuk sekolah. Rata-rata kondisi peserta didik yang tidak masuk sekolah atau enggan pergi ke sekolah yaitu memiliki ekonomi rendah seperti keadaan rumah yang tidak layak huni, keadaan rumah yang bising, keadaan rumah yang hanya satu petak untuk tidur bersama keluarga dan lingkungan keluarga yang memiliki pergaulan bebas.

Hal ini menjadi perhatian bagi guru BK untuk memprioritaskan peserta didik yang bermasalah dalam sosial ekonomi. Kunjungan rumah menjadi salah satu program guru BK untuk membantu peserta didik kembali bersekolah, selain itu ada pula seperti pemanggilan orang tua didampingi wali kelas, laporan rutin harian peserta didik kepada guru BK dan lain lain. Upaya-upaya tersebut terbilang sukses untuk membantu peserta didik kembali percaya diri pergi ke sekolah.

Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya pendidikan merupakan proses belajar yang tidak terbatas waktunya dan merupakan usaha untuk pencapaian kepuasan diri, harga diri serta aktualisasi diri. Dalam rangka meningkatkan status seseorang yang berkaitan dengan kecakapan dan pemahaman ilmu yang didapat, sekolah merupakan sarana yang diharapkan mampu memenuhi tuntutan tersebut, karena ciri khusus dari sekolah adalah menyediakan dengan sengaja kondisi yang membantu jenis belajar yang diinginkan.

Dengan bersekolah kemungkinan keberhasilan seseorang dalam belajar menyebabkan diperolehnya pengakuan dari lingkungan atas kemampuan yang dimiliki. Keberhasilan proses belajar seseorang tidak mutlak bergantung di sekolah. Keluarga sebagai salah satu tri pusat pendidikan juga ikut memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan belajar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun