Mohon tunggu...
Rosanno Hanif
Rosanno Hanif Mohon Tunggu... Mahasiswa - just mahasiswa doing his own thing

I like games and politics

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi Neo-Konservatisme dalam Menjaga Perdamaian Dunia

24 Oktober 2021   18:57 Diperbarui: 24 Oktober 2021   19:02 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam konteks menjaga perdamaian, menurut saya , berdasarkan dampak-dampak dari adanya pandangan neokonservatif di Amerika, penulis bisa mengambil garis besar bahwa neokon merupakan pandangan yang jauh dari kata “menjaga” perdamaian dan lebih layak diganti dengan “penghambat” perdamaian. Jika kita mengingat lini waktu yang terjadi pada tahun ini, tepatnya pada awal tahun ketika dunia masih digemparkan oleh virus pandemi yang berdampak besar pada perekonomian dunia, AS justru malah menambah masalah dengan melakukan tindakan yang bisa dibilang dapat menyulut terjadinya perang dunia ketiga, kenapa demikian?, sumbu pendek tersebut bisa saja ‘meledakkan’ seluruh negara karena keputusan Trump dalam menyetujui penyerangan yang menyebabkan tewasnya Mayor Jendral Iran yaitu Qassem Soleimani lewat serangan udara. Dalam upaya ini diperkirakan menurut Miryousefi pada Newsweek(2020) alasannya melakukan penyerangan tersebut tidak lebih dari upaya trump untuk menonjolkan dirinya sebagai orang yang tangguh mengingat pemilihan Presiden di Amerika yang semakin dekat.

Menciptakan ketegangan antara Iran dengan AS, membuat pihak Iran berjanji akan membalas “dendam yang keras” dengan memberikan ancaman kasar pada pihak Amerika yang melancarkan serangan tersebut. Penyerangan ini menjadi pertanda bahwa pengaruh neokon di Amerika masih sangat kuat, mengingat sejak kejadian Serangan 9/11, George W. Bush meskipun dalam masa kepemimpinannya tidak terlalu menonjolkan adanya sifat neokonservatis, tiba-tiba berubah secara drastis setelah terjadi penyerangan tersebut (Rusdiyanta dan Fadhillah, 2015:6). Dengan mengubah kebijakan luar negri AS dari segala aspek seperti militer, politik, ekonomi dijadikan sebagai media untuk menyebarluaskan paham demokrasi mereka ke ranah dunia. Ia bahkan secara terang-terangan menuangkan kebenciannya pada negara yang diperkirakan terlibat khususnya Irak, Iran, dan Korea Utara dengan menyebutkan bahwa mereka adalah 'negara-negara poros kejahatan yang semakin besar menimbulkan bahaya yang serius' (Kompasiana,2020) pada Januari 2002 di pidato kenegaraannya. Kebijakan keras pun diberlakukan terhadap negara-negara tersebut, yang mereka labeli “Rogue Regime” (rezim nakal) (Rusdiyanta dan Fadhillah, 2015:7).

Dari tindakan serta keterlibatan pandangan neokonservatisme diatas, alangkah baiknya apabila kita bahas kembali sedikit dari sejarah serta visi misi utama terbentuknya paham neokon ini, sebagai konteks pengingat dari pertanyaan yang akan dibicarakan selanjutnya

Neokonservatisme atau yang biasa disingkat dengan neokon, merupakan paham atau aliran politik yang lahir pada tahun 1960-an di Amerika Serikat, aliran ini tercipta dari kaum-kaum liberal yang kecewa dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh partai demokrat yang terkesan semakin damai sehingga memperlemah posisi AS dalam perang Vietnam kala itu. Neocon hadir sebagai bentuk kritik liberalism yang cenderung menunjukkan kebebasan, toleransi, dan saling menghormati dalam negara yang berbasis masyarakat. Mereka mengkritik paham tersebut karena menurut neokon, demokrasi yang melibatkan adanya power dalam bentuk militer dan bersifat agresif adalah jalan satu-satunya dan jalan yang terbaik untuk memperbaiki serta menciptakan perdamaian jangka panjang di dunia (Kompasiana,2020).  

Karena obsesi tidak sehatnya terhadap negara sendiri, neokon berpendapat bahwa Amerika adalah satu-satunya negara yang layak disebut sebagai superpower. Dari obsesi tersebut, akhirnya mempengaruhi berbagai kebijakan politik yang ada di Amerika, dimulai sejak masa kepemimpinan presiden Richard Nixon, membuat keputusan politik pada kala itu cenderung menutup potensi negara lain untuk menjadi bagian dari negara maju sehingga dapat mengurangi saingan Amerika dalam menjadi negara pionir baik dari segi ekonomi maupun keamanan internasional yang mana juga sejalan dengan prinsip dan kepentingan AS. Paham ini terbentuk berdasarkan keyakinan bahwa dengan mempromosikan nilai-nilai liberal dan menjalankan demokrasi dengan cara mereka, dipercaya bisa mengurangi pergerakan para ekstrimis sehingga dapat membawa dunia pada perdamaian.

Berasal dari obsesi tersebut, membentuk pandangan saya terhadap paham neokonservatisme ini, mengenai apakah paham tersebut dapat dijadikan sebagai pegangan dalam menjaga perdamaian dunia atau justru malah sebaliknya. Menurut saya, apa saja sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, berlaku juga pada pandangan ini. Karena pandangan mereka begitu mengglorifikasikan peran demokrasi Amerika di dunia internasional, membuat segala keputusan yang mereka buat dan lakukan hanya akan memberikan hasil yang bias dan tidak rasional. Alhasil, bukanlah perdamaian yang diraih namun justru malah menambah musuh dan menuntun pada perang yang tak berkesudahan.

Referensi

https://www.newsweek.com/iran-trump-no-tough-guy-dont-f-k-us-1537982

https://www.kompasiana.com/thoriqtaqiyuddin5732/5fa97a96d541df5a8548ce62/pengantar-neo-konserfatif?page=all

https://teraskita.files.wordpress.com/2015/07/neokonservatisme-dan-politik-as.pdf

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun