Mohon tunggu...
Rosalia Aini La'bah
Rosalia Aini La'bah Mohon Tunggu... -

Hidup adalah perjuangan !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kandungan Kedelai Sebagai Salah Satu Bahan Pangan di Indonesia

12 Januari 2012   12:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:58 2848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kedelai adalah salah satu komoditi pangan utama Indonesia setelah padi. Konsumsi kedelai pada tahun 2009 mencapai 2,3 juta ton per tahun. Dari jumlah ini, 50% dikonsumsi berupa tempe, 40% berupa tahu dan 10% berupa produk kedelai lainnya seperti minyak kedelai (Ekasari, 2009). Di samping itu, konsumsi masyarakat yang tinggi terhadap kedelai berupa tempe dan tahu menyebabkan banyak pabrik-pabrik tempe dan tahu didirikan di Indonesia. Pada pabrik pembuatan tempe, dipastikan hampir tidak menghasilkan limbah. Sedangkan untuk pabrik tahu, dalam pembuatannya menghasilkan hasil samping yang berupa limbah pabrik tahu. Limbah pabrik tahu terdiri dari limbah cair dan ampas tahu yang berkisar antara 25-67% produksi (http://cisaruafarm.com/bahan-baku-pakan/ampas-tahu/). Menurut data biro pusat statistik pada tahun 1990 ampas tahu yang diperoleh sebagai hasil sampingan proses pembuatan tahu adalah sebanyak 13.057 ton (Jenie dkk., 1994), sedangkan pada tahun 1999 adalah sebanyak 731.501 ton (Tarmidi, 2003). Terjadi peningkatan sebesar 700.000 ton dalam jangka waktu 9 tahun.

Selama ini, limbah cair tahu telah dimanfaatkan untuk pembuatan biogas dan bahan penggumpal lateks. Sedangkan untuk limbah ampas tahu sendiri hanya digunakan sebatas untuk pakan ternak atau digunakan untuk pembuatan tempe gembus yang tentu nilai ekonominya relatif kecil. Padahal ampas tahu masih mengandung bahan organik yang memiliki banyak manfaat. Komponen anorganik antara lain adalah kalsium, posfor, dan lain-lain. Sedangkan komponen organik yang dimaksud antara lain lemak dan protein. Protein dalam ampas tahu inilah yang menjadi pertimbangan produksi tempe gembus, sedangkan lemak dalam ampas tahu masih sedikit di kembangkan menjadi sesuatu yang bernilai lebih.

Lemak dalam ampas tahu tersebut dapat diekstraksi untuk mendapatkan minyak kedelai. Minyak kedelai pada ampas tahu ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku biodiesel. Pengambilan minyak kedelai dalam ampas tahu dapat dilakukan dengan cara ekstraksi. Ekstraksi lemak dilakukan dengan cara ekstraksi leaching menggunakan soxhlet ekstraktor. Solvent yang dipakai berupa solvent organik non-polar yang polaritasnya sama, seperti misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena (C6H6), n-heksana (C6H14).

Karena ampas tahu mempunyai potensi besar sebagai bahan baku dalam proses pembuatan biodiesel, maka penelitian ini penting untuk dilakukan. Dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh kondisi optimum dari variabel yang telah ditentukan pada ekstraksi minyak kedelai, sehingga bukan hanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel sebagai energi yang terbarukan, namun juga dapat menambah nilai ekonomi ampas tahu.

1.2Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini limbah tahu yang digunakan adalah ampas tahu, yang sebelumnya dipisahkan terlebih dahulu dari limbah cair tahu dengan cara konvensional lalu di keringkan dalam oven. Kemudian ampas tahu yang telah bebas dari air akan di ekstrak untuk mendapatkan minyak kedelai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstrasi minyak kedelai adalah lama waktu ekstraksi, ukuran ampas tahu, jenis solvent yang digunaan, serta suhu ekstraksi. Permasalahan yang akan dijawab adalah dengan solvent apakah dan berapa lama waktu ekstraksi yang dapat mengekstrak minyak kedelai dengan optimal dan memenuhi standar bahan baku biodiesel. Diharapkan variabel yang telah disusun dapat menjawab persoalan yang akan diteliti.

1.3Tujuan Penelitian

Memproduksi minyak kedelai dari ampas tahu dengan cara ekstraksi yang dapat digunakan sebagai bahan baku biodiesel serta mengkaji pengaruh lama waktu ekstraksi dan jenis solvent terhadap berat minyak kedelai yang terekstrak dan spesifikasi minyak kedelai yang didapat sebagai bahan baku biodiesel.

1.1Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan dalam mengatasi kebutuhan bahan bakar yang terus meningkat, serta dapat meningkatkan nilai ekonomis dari ampas tahu.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Kedelai

Kedelai adalah salah satu komoditi pangan utama setelah padi dan jagung di Indonesia. Diantara jenis kacang-kacangan, kedelai putih merupakan sumber protein paling baik karena mempunyai susunan asam amino esensial paling lengkap. Selain itu kedelai merupakan tanaman yang mudah tumbuh dengan produksi protein dan minyak yang besar dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan lain (Martin, 1998). Data terakhir konsumsi kedelai pada tahun 2009 mencapai 2,3 juta ton per tahun. Dari jumlah ini, 50% dikonsumsi berupa tempe, 40% berupa tahu dan 10% berupa produk kedelai lainnya (Ekasari, 2009).

Tabel 2.1 Komposisi Kimia Produk-Produk dari Kacang Kedelai

Produk

Protein

(gr/100gr)

Minyak

(gr/100gr)

Serat

(gr/100gr)

Kandungan air (%)

Uncooked whole

33

9,7

6,5

11,9

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun