Mohon tunggu...
Rosalia Adisti
Rosalia Adisti Mohon Tunggu... -

Karyawati yang ingin terus menabung :D

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Family Discussion: Solusi Ibu Bekerja?

3 September 2012   02:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:59 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa hari yang lalu, saya melihat sebuah artikel di Twitter, judulnya "Ibu Bekerja Lebih Sehat". Kemudian saya berpikir, oke logis. Ibu bekerja memang punya kesempatan lebih untuk mengaktualisasi diri, tapi apakah mereka selalu memperhatikan anaknya? Wah, harus jadi superwoman itu. Akhirnya hanya saya RT dan saya komentari "Anaknya harus sehat juga".

Beberapa hari kemudian...

Saya melihat berita yang sepertinya bertopik sama, kali ini dari Tempo. Judulnya "Ibu Bekerja, Anak Potensial Kena Obesitas". Nah lo. Ini pasti gara-gara si ibu tidak terlalu peduli nutrisi anaknya. Menurut saya, seorang ibu harusnya memprioritaskan anaknya.

Menanggapi tweet-tweet saya, teman saya balas mentweet: "Ibu kerjanya kalau anak-anaknya udah gede aja,"

Gara-gara itu, saya terpikir suatu ide: family discussion. Ide ini tercetus saat saya berangkat ke kantor pagi ini, hehe.

Saya berpikir, bagaimana jika dalam keluarga ada family discussion seminggu sekali. Mungkin, kebiasaan ini dapat dimulai sejak si anak mencapai usia TK. Sebab, saya masih ingat beberapa hal yang terjadi pada saat saya TK. Harapannya, si anak selalu ingat apa yang ditanamkan kepadanya sejak kecil. Bentuk family discussion ini dapat berupa ngobrol bersama membahas suatu topik yang telah ditentukan sejak seminggu sebelumnya. Jadi, masing-masing anggota diskusi dapat mencari bahan diskusi terlebih dahulu.

Hal pertama yang muncul di pikiran saya adalah nutrisi sebagai topik diskusi. Kira-kira, yang dibahas adalah nutrisi secara umum dan kebutuhan nutrisi manusia. Sebagai hasil diskusi, muncullah semacam "what should we do" dalam hal nutrisi. Misalnya, harus makan 4 sehat 5 sempurna, jangan makan junk food atau MSG, seberapa sering harus makan buah, dsb.

Selain pengetahuan topik dan "what should we do", family discussion saya harap bisa mem-buffer pendidikan ibu terhadap anaknya yang hilang karena si ibu tak bisa full menemani anaknya karena bekerja. Tentunya, hal ini tidak bisa mengganti perhatian lebih ibu dalam hal lain (atau kasih-sayang yang lebih?).

Tadi, di jalan, saya juga berpikir mengenai beberapa topik lain, yaitu misal ttg merokok, beberapa topik agama, atau pendidikan karakter lainnya. Bisa juga tentang prinsip hidup yang ingin ditanamkan ke anak. Tentunya, si ayah dan si ibu harus sepakat dahulu. Jangan sampai, family discussion berubah menjadi ajang debat ayah dan ibu yang malah membuat anak jadi bingung. Oh iya, mungin justru family discussion bisa menjadi penanaman etika yang harus diterapkan apabila ada pihak yang berbeda pendapat. Namun, untuk hal ini tampaknya harus menunggu sia anak lebih besar.

Sekian dulu ide saya, mungkin ada yang bisa share bagaimana diskusi atau penanaman nilai dalam keluarga masing-masing? :) Saya memang belum menikah dan punya anak, tapi pasti besar manfaatnya kalau ada tanggapan tentang hal ini :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun