Saat ini, trend warna warni kian berjamuran dan mudah untuk ditemukan. Mulanya, coretan warna warni hanya bisa kita temukan pada mural ditembok-tembok pinggir jalan, namun kini trend warna warni mulai merembet ke ranah pariwisata.
Trend warna-warni kian ramai saat salah satu kampung di Kota Malang menjadi viral di media sosial. Kampung Jodipan di Kota Malang dianggap sebagai asal mulanya trend warna warni kian mencuat.
Kampung Jodipan sukses merubah imagenya dari kampung kumuh menjadi sebagai kampung wisata yang unik dan menawan. Kampung Jodipan juga sukses meraup penghasilan dari keunikan yang dimiliki.Â
Setelah Kampung Jodipan viral dan dibicarakan oleh seluruh masyarakat. Muncullah kampung kampung Jodipan yang lain, yang turut menyulap daerah tempat tinggalnya sebagai tempat wisata dengan corak warna warni sebagai daya tariknya.
Trend warna warni pada destinasi wisata dianggap mampu menarik pengunjung karena keunikannya. Wisata warna warni juga dianggap sebagai destinasi wisata yang memiliki spot foto instagrammable.
Namun sayangnya, trend warna warni tidak hanya berjamuran pada destinasi wisata perkampungan ataupun wahana wahana bermain, trend warna warni mulai menghiasi destinasi wisata alam.
Sejak trend warna warni mulai memasuki destinasi wisata alam, banyak pro dan kontra yang muncul dari masyarakat. Seperti yang pernah dibicarakan oleh salah satu akun Twitter, @JukiHoki menuliskan cuitannya tentang trend wisata warna warni, " "Instagramable" sukses membuat banyak tempat wisata alam malah jadi terlihat norak."
Ia juga menambahkan, "Konsep warna warni itu bagus-bagus aja, asal gak asal nemplokin. Wisata alam biar jadi wisata alam. Wisata selfie ya bikin aja wisata selfie. Kalaupun wisata alam mau dibikin ttp asik buat foto ya konsepnya disesuaikan aja. Yang lebih natural."Â
Banyak pengguna lain yang merasa setuju dan sependapat dengan @JukiHoki tentang trend ini. Wisata alam yang dicat warna warni menghilangkan warna natural alam yang indah, alam memang sudah indah walau tanpa campur tangan manusia.Â
