Mohon tunggu...
Rory Anas
Rory Anas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berprofesi sebagai Advokat.

Pemberi Nilai, Respon dan Komentar akan di Follow. WA +628117068676

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hikayat Anak Negeri yang Selalu Berasap

13 September 2019   09:38 Diperbarui: 13 September 2019   09:51 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asap di Kerajaan Antah Berantah/dokpri

Hikayat rakyat di suatu negeri Kerajaan antah berantah, dimana asap selalu saja menyelimuti negeri tersebut. Sempat berhenti beberapa tahun, tapi asap itu muncul lagi, sehingga membuat sakit para penduduk negeri tersebut. Sebagian penduduk hanya sanggup mengeluh dan mencaci maki, ada juga yang berdiam karena tidak tau lagi apa yang bisa diucapkan.

Suatu ketika, seorang bangsawan yang peduli terhadap nasib anak bangsanya merasa resah, kenapa hal ini terjadi terus. Terkesan pihak kerjaaan di negeri ini tidak sanggup menangani dan menyelsaikan masalah asap.

Padahal tidak sedikit anggaran yang telah dikeluarkan untuk memadamkan api kebakaran lahan yang menjadi sebab tebalnya asap di negeri antah berantah ini, bahkan biaya membuat hujan buatan mencapai Milyaran kabarnya. Entah berapa koin emas yang habis.

Lalu sang bagsawan mencoba merenung dengan amat sangat dalam dengan hati yang penuh kekecewaan, kira-kira apa yang sebenarnya terjadi.

Terbayanglah dalam angan-angan Bangsawan itu, pada suatu ketika para pengusaha perkebunan yang memiliki kebun mungkin luasnya hampir sepertiga luas negeri kerajaan ini, berkumpul, mereka mendiskusikan bagaimana cara yang efektif untuk melakukan pembersihan lahan mereka, agar dapat menanam kembali dengan cepat pada periode tanam berikutnya.

Jika pembersihan lahan dilakukan dengan cara manual, maka tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Pembersihan lahan dengan alat-alat berat selain berbiaya mahal juga membutuhkan waktu yang agak lama. Sehingga kalau dihitung maka para pengusaha perkebunan ini rugi dalam hal biaya dan waktu.

Lalu bagaimana caranya agar biaya yang dikeluarkan bisa kurang dari separoh atau bahkan mencapai hanya seperempat dari biaya dengan cara manual. Dan juga dari segi waktu bisa lebih cepat.
Selain itu, bagaimana mengatasi pihak Kerajaan agar para pengusaha ini juga tetap aman dan tidak bermasalah dengan pihak Kerajaan.

Lalu, angan-angan si Bangsawan ini berpikir lagi lebih keras, kira-kira apa langkah yang akan dilakukan para Pengusaha itu.

Tiba-tiba Bangsawan itu meloncat, hampir saja terantuk kepalanya terkena lemari.
Dia terkejut, Ooh.. begitu caranya..

Pikirannya melayang-layang, ketika para pengusaha itu berembuk, "Bagaimana kalau kita kumpulkan uang, lalu uang itu kita serahkan kepada Kerajaan sebagai kompensasi bagi aparat kerajaan dalam memadamkan api akibat pembakaran lahan kita?", Kata seorang pengusaha.

"Selain kita irit biaya, juga irit waktu, bisa kita lakukan secara serentak dan kita dapat menanam dengan cepat lahan kita itu", katanya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun