Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW: Sebuah Auto Kritik

18 Oktober 2021   21:38 Diperbarui: 18 Oktober 2021   21:50 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Jurnal Medan

Sementara bagi pihak yang tidak melaksanakan peringatan maulid dengan alasan nabi tak melakukannya, seringpula bertindak offside. Mereka begitu semangatnya mengkritik saudaranya yang merayakan maulid dengan sebutan ahlul hawa wal bid'ah, sedangkan mereka tidak melakukan hal yang serupa kepada seseorang yang mengadakan peringatan hari lahir (milad) seorang raja atau pemimpin sebuah negeri.

Kita harus mampu mengambil esensi dari sebuah peringatan, termasuk peringatan maulid Nabi Muhammad S.A.W. Sebuah peringatan diselengggarakan tidak lain dan tidak bukan tujuan utamanya adalah agar membuat kita selalu "ingat" terhadap apa yang diperingati. 

Tidak sekadar membuka memori akan sebuah peristiwa, nama tokoh, kejadian, dan lain sebagainya. Namun lebih dari itu, apa yang harus kita lakukan agar pesan moral dari peristiwa yang kita peringati dapat dijadikan landasan untuk berbuat lebih baik dari hari kemarin, baik secara pribadi maupun secara sosial.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad S.A.W di tahun 2021 ini masih dibayangi oleh pandemi covid-19, sehingga pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 712/2021, No. 1/2021, No. 3/2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 642/2020, No. 4/2020, No. 4/2020 tentang Hari libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2021, menggeser libur maulid, yang sedianya pada tanggal 19 Oktober menjadi 20 Oktober. Pertimbangan pemerintah menggeser Hari Libur Nasional Maulid Nabi Muhammad SAW yakni untuk menghindari masa libur panjang dan mencegah pergerakan massa yang besar. 

Bagi kita yang terbiasa merayakan maulid setiap tahunnya, sudah sama-sama kita maklumi bahwa bukanlah suatu kewajiban untuk memperingati maulid tepat di tanggal 12 Robi'ul Awwal. Bahkan sering menjadi kesepakatan di beberapa masjid yang berada dalam satu lingkungan, bahwa peringatan maulid nabi antar satu masjid dengan masjid lainnya jangan sampai bersamaan. Sehingga pada akhirnya, peringatan maulid nabi dimulai pada tanggal 12 Robi'ul Awwal dan terus bergantian sampai menjelang memasuki bulan Rajab.

Kita berharap semoga peringatan Maulid Nabi Muhammad S.A.W di tahun 2021 atau 1443 H ini tidak kehilangan esensinya hanya karena digeser pelaksanaan hari liburnya, namun lebih daripada itu kita berharap semoga setiap peringatan maulid akan membawa kita pada perubahan sikap mental yang lebih baik sebagai ummat Nabi Muhammad S.A.W yang pada akhirnya akan membawa rahmat dan kedamaian bagi alam sekitar, sebagaimana yang beliau ajarkan sebagai pengemban misi rahmatan lil 'alamin. *** 

Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun