Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kembali ke Sekolah di Era New Normal

29 Mei 2020   17:00 Diperbarui: 29 Mei 2020   17:02 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah hampir 3 bulan, tepatnya sejak 16 Maret 2020 Kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah yang berada di Provinsi DKI Jakarta dan  Jawa Barat ditiadakan. Para peserta didik dan guru melakukan kegiatan pembelajaran di rumah secara daring / on line. Banyak kegiatan pembelajaran di sekolah yang ditiadakan, seperti tidak adanya Ujian Nasional bagi peserta didik tingkat akhir, maupun dihapuskannya kegiatan luar sekolah seperti study wisata maupun pelepasan/wisuda siswa tingkat akhir. Ini semua terjadi sebagai upaya pengendalian penyebaran virus Corona yang telah menjadi Pandemi global.

Di tengah masih munculnya kasus positif Covid 19 di banyak daerah, pemerintah berencana menerapkan tatanan normal baru (new normal) di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota. DKI Jakarta dan Jawa Barat adalah 2 dari 4 provinsi yang bersiap menerapkan new normal. Kebijakan ini dalam rangka menjaga roda perekonomian agar tetap bergerak di tengah Pandemi. 

Masyarakat harus mampu beradaptasi dengan tatanan normal baru dan hidup berdampingan dengan virus Corona sampai Pandemi benar-benar selesai. Dengan akan diterapkannya new normal, maka pusat perbelanjaan, perkantoran, rumah ibadah, dan sekolah-sekolah akan kembali dibuka. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Untuk itu masyarakat diwajibkan selalu memakai masker dan menjaga jarak jika berinteraksi di tempat umum. Selalu menjaga kebersihan dengan cara sering mencuci tangan dengan sabun ataupun hand sanitizer, serta tidak menciptakan kerumunan.

Protokol kesehatan yang ketat pun harus diterapkan di lingkungan sekolah, manakala nanti memang pembelajaran di tengah Pandemi dilakukan. Jumlah peserta didik di dalam kelas hanya setengah dari jumlah normal atau posisi duduk antar peserta didik diberi jarak kurang lebih 1 meter. Seluruh warga sekolah diwajibkan memakai masker, dan tidak ada kerumunan di manapun berada. Untuk itu dianjurkan kantin sekolah ditutup sehingga para peserta didik bisa membawa bekal dari rumah.

Sekolahpun harus menyiapkan hand sanitizer yang memadai di banyak tempat, sejak masuk pintu gerbang, sampai ruang kelas dan ruang guru. Bahkan kalau perlu sekolah menyediakan pendeteksi suhu tubuh ketika peserta didik baru tiba di pintu gerbang.

Tentunya pembiasaan kehidupan new normal di sekolah membutuhkan kesadaran dari semua warga sekolah, khususnya para peserta didik. Tidak boleh ada peserta didik yang melanggar "aturan sekolah baru" seperti tidak pakai masker ke sekolah dan berkerumun tatkala jam istirahat. Bagi peserta didik yang kurang fit diharapkan tidak memaksakan diri ke sekolah, namun silahkan beristirahat di rumah sampai kondisi benar-benar fit.

Tentunya penerapan new normal di sekolah akan berdampak pula pada perubahan kurikulum. Dengan sistem masuk peserta didik yang bergantian, dan jam belajar yang disesuaikan tentunya akan mempengaruhi sebaran jam pelajaran yang ada. Para guru harus membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah diadaptasi dengan kondisi new normal.

Selain itu, untuk memastikan kedisiplinan peserta didik dapat tercipta dalam melaksanakan protokol kesehatan di lingkungan sekolah, sangat diperlukan peran Penegak Kedisiplinan di bawah komando Kesiswaan agar tidak terjadi hal-hal yang kontra produktif. 

Tentunya kita semua berharap, agar kehidupan kita benar-benar kembali normal. Dengan tidak meninggalkan kebiasaan baik yang secara sadar atau terpaksa sudah kita lakukan selama 2 bulan terakhir, seperti kebiasaan mencuci tangan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta makan dan istirahat yang teratur.

Namun sebaliknya, jika para warga sekolah pada khususnya, dan kita semua pada umumnya kurang disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan, maka ancaman serangan gelombang kedua virus Corona bisa saja terjadi, dan ini sangat tidak kita harapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun