Mohon tunggu...
NoVote
NoVote Mohon Tunggu... Guru - Mohon maaf jika tak bisa vote balik dan komen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Salah Berteman, Dirimu Bisa Jadi Korban!

10 Maret 2020   16:07 Diperbarui: 10 Maret 2020   16:46 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Tribunnews.com | Kisah Asmara Rebutan Cowok, Siswi SMP Dikeroyok 12 Siswi SMA ...

Berteman dengan pandai besi, kau akan kena bakaran sekali waktu
Berteman dengan penjual minyak harum saja kalau begitu

Kasus pelecehan siswa SMA yang viral videonya salah satunya adalah temannya. Informasi terbaru video viral ini terjadi di sebuah sekolah di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). (Medan.tribunnews.com, 9/3/2020)

Perhatian untuk sekalian orang tua, meluangkan sedikit waktu di sela-sela kesibukan hariannya menanyakan dan mengkonfirmasi dengan siapa anaknya berteman. Tak salah juga, ikut dalam media sosial di mana anaknya berada. Meminta izin kepada anak untuk ikut bergabung tanpa mengurangi kebebasannya berinteraksi.

Hampir di semua tempat, tidak di rumah, di jalan, atau di sekolah peluang terjadinya kejahatan. Kejahatan fisik kadang terjadi karena salah bergaul. Salah memilih teman. Jadi tak mengherankan ketika adanya kasus pelecehan, perkosaan, perkelahian, minum-minum keras, hingga ngeplay obat-obatan terlarang karena mulanya pengaruh teman.

Sedikit cerita, dahulu mulanya saya tak menengal internet, apalagi media sosial. Bagi saya, keduanya  hanya akan menghabiskan waktu dan tenaga saja. Sementara rutinitas harian nantinya akan terganggu oleh asyiknya bermedia sosial dan berselancar di laman internet.

Namun, mengingat semakin hari anak saya semakin besar dan sudah terbiasa dengan internet dan media sosial, mau tidak mau mengharuskan saya ikut-ikutan keduanya.

Dimulai dari minta pertemanan di FB, IG, Youtube dan lain-lain. Dengan begitu saya bisa pantau aktifitasnya selama bermedia sosial dan internet tersebut. Hanya satu yang saya tekankan pada diri saya, "jangan pernah masuk dan membatasi interaksinya."

Alhamdulillah, dua orang anak saya telah dewasa dan mandiri. Mengingat bahwa aktifitasnya selalu dipantau mereka akan sedikit berhati-hati. Dan ketika kesempatan untuk saling diskusi, saya tekankan bahwa teman bisa jadi musuh bebuyutan. Makanya memilih teman hatus selektif dan sangat hati-hati.

Bagi saya, teman sedikit tapi setia dan mau menerima kekurangan masing-masing adalah yang terbaik. Hal semacam inilah yang selalu saya tekankan pada anak saya.

Di samping itu, memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada perilaku anak juga perlu sering dilakukan. Konfirmasilah setiap kejanggalan yang ditemukan. Jangan biarkan anak mencari tempat curhat di luar rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun