Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Perempuan Menyerahkan Suami pada Istri Kedua, Bagaimana?

6 Februari 2020   12:17 Diperbarui: 6 Februari 2020   12:27 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
RuangObrol Poligami, Perselingkuhan dan Radikalisme -- RuangObrol

Kalau artlkel ini ditulis oleh perempuan pasti baru melihat judulnya saja pembaca sudah tau, bahwa buntutnya bakal menolak keras. Alasan yang dikemukakan pun sungguh beralasan dan yakin dapat diterima. Sehingga seolah-olah suami terlarang untuk menikah lagi.

Apa sih kira-kira alasan mereka?
1. Kalau Istri satu saja tak habis, buat apa beristri lebih dari satu.
2. Kalau sudah tak cinta lagi dan ingin menikah lagi, maka ceraikan saja saya.
3. Kalau tak puas dengan pelayanan saya, ajari saya melayani biar puas.
4. Kalau-kalau dan kalau yang tak akan habis-habisnya.

Nah, kalau artikelnya ditulis oleh laki-laki juga pasti tak usah diselesaikan membacanya. Cukup lihat siapa penulisnya. Laki-laki? Berarti nanti kesimpulannya mendukung suami beristri lagi. Suami bebas berpoligami.

Apa sih kira-kira alasan suami beristri lagi?
1. Ingin menolong para janda. Benarkah? Kalau yang dinikahi adalah janda yang sudah tua dan memiliki tanggungan anak yang perlu mendapat dukungan finansial, maka alasan ini dapat diterima.

2. Menikahi karena istri pertama tak memiliki keturunan. Maka dengan menikah lagi diharapkan akan mendapatkan keturunan. Alasan ini juga masuk akal dan dapat diterima.

3. Karena istri tak lagi mampu memebuhi kebutuhan bioligis karena sakit, barangkali juga dapat direrima.

4. Alasan lain mungkin hanyalah alasan yang mengada-ada.

Terlepas dari semua alasan di atas, ketika sebuah pertanyaan dilontarkan kepada perempuan yang punya suami, apakah lebih baik suami selingkuh atau menikah lagi?

Kalau pertanyaan semacam ini dilontarkan kira-kira apa yang terjadi? Jawabnya adalah marah. Jangan harap kita mendapatkan jawaban dengan senyuman. Yang jelas beberapa menit dahulu umpatan dan cercaan pada kaum lelaki. Setelah itu baru memberikan jawaban. Itu pun jawabannya berdasarkan perasaan dan bersifat subyektif.

Jawaban pertama yang terlontar, kalau suami saya selingkuh dan ketahuan saya. Pokoknya saya minita cerai. Kalau suami saya nikah lagi, saya pokoknya minta cerai. Anak-anak biar saya serahkan semua ke suami saya. Kalau suami saya nikah lagi, saya potong "burung" nya. Hahahaha

Nah, yang tarkhir ini kejam. Saking sayangnya pada suami mungkin. Sehingga tak mau berbagi sedikit pun suami pada orang lainMemperbincangkan tentang suami yang akan menikah lagi sampai kapan pun tak akan ada habisnya. Dan penolakan istri pertama untuk menyerahkan suaminya pada istri ke dua juga tak akan ada habisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun