Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Padahal Sudah Dewasa, Terlambatkah Menggali Potensi Diri?

4 Februari 2020   22:30 Diperbarui: 4 Februari 2020   23:16 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: esqtraining.com

Siapa di antara kita yang pernah mengucapkan kata di bawah ini?
1. Jangan paksa saya, Pak. Saya tak bisa.
2. Suruh yang lain saja. Bener, saya tidak bisa.
3. Mohon maaf, saya sibuk. Cari yang lain saja ya.
3. Ok, Siap laksanakan. Semoga berhasil. Doakan saja.
Hayo ngaku tak usah malu. Anda termasuk nomor 1, 2, 3, atau yang nomor 4.

Percakapan di atas adalah empat jenis penolakan dan satu kesiapan. Apa penyebabnya?

Kadang saya heran ketika bertemu kawan-kawan, baik ketika berada di tempat kerja atau ketika santai duduk-duduk di warung kopi. Ada saja kalimat di atas terdengar.

Ketika teman atau atasan meminta kita melakukan sesuatu, pasti mereka telah menakar potensi yang kita miliki. Jika dia saya suruh mengerjakan ini, pasti dia bisa. Begitulah yang terpikir ketika memberikan perintah atau ketika meminta tolong.

Lalu apa yang membuat kita menolak, bahkan sebelum mencoba? Jawabnya adalah berikut ini:

1. Malas
Tak ada obat bagi orang malas. Mau diapakan juga namanya malas ya malas. Rasa-rasanya hanya satu yang dapat mengurangi seseorang untuk berkurang rasa malasnya. Ada yang mengatakan bahwa rasa malas akan berkurang jika diancam.

Kemudian saya kaitkan dengan kondisi sekarang, banyak atasan yang memberikan perintah pada bawahannya dengan ancaman.

Salah satu contohnya adalah guru. Apakah guru malas? Banyak guru yang tidak malas. Walau ada juga sebagian kecil. Segelintir yang menyebabkan yang lain mengalami kesulitan.

Mengapa saya sebut guru? Karena saya guru maka yang lebih mengena adalah soal guru. Walau pun di instansi pemerintah lainnya, atau di perusahaan swasta juga sangat banyak.

Bentuk ancaman beraneka ragam. Mulai dari ancaman penurunan jabatan, ancaman pengurangan gaji, ancaman mutasi, sampai ancaman pemberhentian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun