Mohon tunggu...
Rooy John
Rooy John Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma Orang Biasa

God gave me a pair of wings Love and Knowledge With both, I would fly back home to Him

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Fiksi dalam Sains

13 Januari 2022   00:16 Diperbarui: 13 Januari 2022   00:25 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Fiksi sains, mungkinkah? Jika itu adalah karya sastra atau film, pasti mungkin. Tetapi jika itu adalah bangun teori dan konsep, rasanya tidak mungkin. Sains dikokohkan oleh metode ilmiah, dimana axioma diuji oleh teori yang sudah ada untuk menjadi postulat, kemudian melalui pernyataan data, postulat berrgeser menjadi axioma baru atau hukum. Dalam proses itu, persamaan matematika, pengujian, statistika, pengamatan berulang, konstruksi diaplikasikan guna menguji kebenaran sains.

Petunjuk paling umum dalam proses sains adalah aplikasi metodologi ilmiah. Metodologi ilmiah adalah ilmu tentang metode ilmiah. Yaitu ilmu tentang langkah kerja ilmiah yang meliputi (1) merumuskan masalah, (2) menetapkan kesimpulan sementara atau hipotesis, (3) menetapkan variabel penelitian berdasarkan bangun teori yang dipilih, (4) menetapkan manajemen kerja penelitian, (5) mengumpulkan data, (6) mengolah dan menganalisis data, (7) menarik kesimpulan penelitian, dan (8) mempublikasikan hasil penelitian.

Dari paparan singkat di atas, tampak jelas, fiksi dalam sains hampir tidak mungkin. Karena begitu ketatnya jalan untuk mencapai kesimpulan ilmiah.

Tapi, tahan sebentar. Masih tersisa ruang fiksi dalam sains. Sebagaimana para pendeta di Oracle yang menghubungkan manusia fana dan dunia atas yang baka, saintis terkadang sukar untuk dipahami. Teori yang dibawa mereka masih ada yang terbungkus misteri. Beberapa dari misteri sains itu antara lain:

(1) Teori evolusi manusia.

Dari sumber evolusionis terkemuka seperti Richard Dawkins, kita tahu bahwa waktu yang dibutuhkan manusia untuk melalui proses evolusi adalah sekitar 4,2 miliar tahun. Manusia berkembang dari sel sederhana sebelum pada titik evolusi berpisah dari kerabat terdekatnya, para simpanse.

Para teoritisi kreasionis dan teoritisi intelligent design menantang konsep ini. Para kreasionis mengusulkan waktu bumi dan manusia hanya berusia 6 ribu tahun dalam konsep "the young earth". Falsifikasi atas metode perhitungan tahun karbon sebagai upaya mengukur materi C6 dilakukan para kreasionis. Lebih jauh, evolusi dipandang hanya sebatas konsep. Mutasi adalah konsep dasar alam yang diajukan oleh kreasionis.

(2) Teori Dinosaurus.

Gambaran dinosaurus sebagai lambang mahluk prasejarah yang menguasai dunia sebelum adanya manusia kini dikritik sebagai fiksi studio film Hollywood. Mahluk raksasa nan buas itu direkonstruksi berdasarkan temuan fosil yang sesungguhnya terbatas. Sebaliknya, kini muncul temuan yang menunjukan adanya kerangka dinosaurus yang lebih kecil. Bahkan ada yang seukuran ayam. Perkembangan arkeologi ke depan nampaknya akan menjadi tantangan serius bagi konsep dinosaurus. Jika terbukti bahwa ukuran Dinosaurus tidak seperti gambaran film Hollywood, maka teori "the young earth" lebih mudah diterima. Manusia dan Dinosaurus hidup pada zaman yang sama.

(3) Teori Kehidupan di semesta lain

Salah satu proyek ambisius sains ada dalam bidang astronomi dan mikro biologi yang mendorong majunya teori "kehidupan di planet lain". Asumsi dasarnya, ada kehidupan seperti bumi di luar galaksi Bima Sakti. Seperti halnya Dinosaurus, kembali oracle sains bernama Hollywood menghadirkan visualnya di layar perak dan layar kaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun