Mohon tunggu...
Roni Nefriyadi
Roni Nefriyadi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyukai dunia pendidikan dan politik, pendidikan politik adalah cara pandang berpolitik berdasarkan prinsip dan nilai pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Merawat Toleransi dan Kebhinekaan Melalui Fitur Voicenote pada Aplikasi Whatsapp

15 September 2022   21:43 Diperbarui: 15 September 2022   21:45 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

            Indonesia adalah negara yang kaya, bukan hanya sumberdaya alam dan keanekaragaman budayanya saja, akan tetapi juga agama dan kepercayaan yang dianut oleh warga negaranya.

            Keberagaman agama dan kepercayaan ini juga terdapat di lingkungan SD Negeri 3 Kalimanggis tepatnya di Dusun Kalisat, Desa Kalimanggis, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Warga SD Negeri 3 Kalimanggis mempunyai keberagaman agama yang dianutnya. Ada Islam, Kristen, Budha dan Aliran kepercayaan Sapta Dharma.

            Menurut data siswa di SD Negeri 3 kalimanggis tahun 2021 dari jumlah siswa sebanyak 55 siswa. Dengan rincian latar belakang agama adalah 24 siswa beragama Islam, 4 siswa beragama Kristen, 16 Siswa beragama Budha dan 11 siswa merupakan pemeluk aliran kepercayaan Sapta Dharma. Dari data di atas, peran dan tanggungjawab siswa pemeluk agama Islam menjadi lebih besar sebagai pelopor untuk merawat keberagaman dan toleransi, dengan disertai bantuan dan dorongan dari seluruh warga sekolah yang lain. Terlebih adalah peran, dukungan dan praktik nyata dari guru Pendidikan Agama Islam (PAI).

            Dalam UU Sisdiknas Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 2 menyatakan bahwa: 1). Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. 2). Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.

            Mengingat keberagaman agama dan kepercayaan yang dianut oleh warga sekolah di Kalisat ini, maka potensi dan peluang untuk terjadinya disintegrasi dan konflik sosial sangat besar, sehingga harus diantisipasi sedini mungkin agar persatuan dan kesatuan serta kerjasama sosial di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar tetap terjalin dengan baik.

            Pengaruh digitalisasi dan perkembangan jaman juga turut serta mempengaruhi pola pikir dan perilaku warga sekolah dan masyarakat sekitar, akses terhadap teknologi informasi yang begitu masif dan bebas tanpa adanya kontrol sosial di lingkungan sekolah dan masyarakat juga dapat berdampak negatif terhadap jalinan sosial keagamaan yang dapat mengganggu keberlangsungan kehidupan yang harmonis.     

            Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, kasus penodaan agama yang dilakukan oleh pemilik akun Youtuber Muhammad Kece yang memuat konten video soal kitab kuning dan ajakan meninggalkan agama Islam. Muhammad Kece juga menyebut bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai pengikut jin. Ia juga merubah beberapa kalimat doa dan salam menurut Islam seperti: "assalamualaikum warahmatuyesus wabarakatu", "alhamduyesus hirabbilalamain", segala puji dinaikkan kehadirat tuhan yesus, bapa di surga yang layak dipuji dan disembah.

            Kemudian penodaan agama yang dilakukan oleh akun Youtube tridatu dengan tersangka yahya waloni seorang ustadz dan penceramah melalui video ia menyebutkan bahwa "Kitab Bible tak hanya fiktif tetapi juga palsu".

Dari kasus yang tersebut di atas, bukan tidak mungkin jika suatu hari peristiwa-peristiwa yang tidak kita inginkan terulang kembali, mengingat akses teknologi dan internet yang tidak terbatas yang bisa dilihat dan dibaca oleh anak-anak kita di sekolah. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak terlebih adalah bagi guru agama yang mempunyai tanggungjawab besar untuk membina toleransi dan keberagaman yang ada di sekolah masing-masing.

            Situasi pandemi covid-19 juga turut serta mempengaruhi kualitas pembelajaran di sekolah, karena jam pembelajaran tatap muka hampir satu tahun ditiadakan. Meskipun di beberapa daerah di Indonesia telah melakukan pembelajaran tatap muka, akan tetapi waktu yang diberikan tetap dibatasi dan dijadwal sesuai dengan aturan protokol kesehatan yang berlaku. Sehingga pembelajaran banyak dilakukan melalui metode daring (online). Akses internet di dusun kalisat juga masih menjadi kendala, karena lokasi dan geografis wilayahnya yang berbukit-bukit menjadikan keterbatasan sinyal menjadi masalah klasik yang turut serta menambah faktor kendala pembelajaran daring seperti sekarang ini.

            Situasi di ataslah yang kemudian menjadi pertimbangan oleh Guru Pendidikan Agama Islam untuk memilih media yang dapat diakses oleh seluruh siswa yaitu dengan menggunakan media grup whatsapp dan strategi pembelajaran Ekspositori untuk menyampaikan khutbah singkat dan pesan-pesan pembelajaran akan pentingnya berperilaku toleran terhadap teman dan orang yang berlainan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun