Saturday Morning #17: Ukuran Kepantasan

Hidup ini memang sudah ada garisnya, kita sebagai manusia tinggal menjalankan saja skenario dari pemilik kehidupan(red:Belajar Hidup dari Hero). 

Entah kebetulan atau tidak, rasanya memang dua tiga hari kebelakang cerita-cerita soal menjalankan skenario kehidupan ini benar-benar rasanya hadir di depan mata saya. 

Ada macam-macam rupa beritanya dimulai dari yang baik soal kelahiran, menikah, dan juga ada yang menyedihkan seperti berita dukacita. Namun, apapun itu selalu menjadi pengingat bagi saya, jalani hidup sebaik-baiknya!

Sedikit reminder itu sebagai wake up call bagi saya. Karena sesungguhnya hari ini saya mau cerita sekaligus bertanya kepada anda soal ukuran kepantasan. Marilah kita mulai dari yang sederhana saja dulu, pertanyaan pertama: Berapa usia seseorang minimal memiliki KTP? 

Oke seharusnya anda dengan mudah menjawabnya ya. Selanjutnya, pertanyaan kedua : Berapa usia yang pantas bagi seseorang untuk pacaran? saya hitung 1,2,3.. sudah dijawab juga ya. 

Sekarang pertanyaan terakhir, Berapa usia ideal untuk menikah? saya hitung dari 1,2,3. Iya selamat bagi yang sudah menjawab, karena tersedia hadiah bagi anda yang ditagih ke admin kompasiana langsung ya. Wkwkwk bercanda min!.

Mungkin ada yang membaca sambil bertanya sekaligus gusar. Untuk apa saya sebetulnya menanyakan hal-hal itu. Hal ini sebenarnya karena saya dalam beberapa hari terakhir sedang melihat soal ukuran kepantasan khususnya soal usia atas ketiga hal diatas. 

Kalau saya pikir dan rasa-rasa atas pertanyaan yang pertama sudah jelas lah ya Usia minimal untuk memiliki KTP kan jelas 17 Tahun. Tapi, untuk pertanyaan yang kedua dan ketiga saya pikir banyak yang masih memperdebatkan soal kepantasan usia tersebut.

Pola pikir sederhana saya ini rasanya sudah saya pernah bahas sebelumnya di Saturday Morning edisi-edisi sebelumnya soal manfaat pacaran. 

Yang ternyata setelah saya memposting tulisan itu seketika ributlah DM Instagram saya menanyakan soal pacaran dan bahkan serius ada salah seorang mahasiswa yang menghubungi saya dan hendak meminta nasehat karena ia dan pasangannya berencana untuk menikah tahun depan. Hmmmm. 

Sekali lagi saya sampaikan salah alamat jika anda menanyai saya karena sejujurnya saya masih mencari format yang pas atas ukuran kepantasan itu.