Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Waspada terhadap Siklus Gempa Besar di Indonesia

16 Juni 2017   08:04 Diperbarui: 17 Juni 2017   14:02 4948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gempa (Tribunnews.com)

Ron Harris, professor geologi di Brigham Young University. Pada pertengahan tahun 1990-an melakukan penelitian di Indonesia . Dia menemukan bahwa patahan Sumatera diperkirakan akan mengalami gempa yang kekuatannya bisa mencapai 8 atau lebih dalam skala richter serta berpotensi menimbulkan tsunami.  Tahun 2004 terjadi gempa Aceh berkekuatan 9.2 skala Richter (SR), tsunami menerjang yang memakan korban 200 rb orang.

Ron sebenarnya sudah mempublikasikan dan mengirimkan ke peneliti serta pemerintah  Indonesia, hasil penelitian tersebut. Namun tidak ada persiapan yang dilakukan, mungkin karena keterbatasan pemerintah.

Banyak media utama di Amerika Serikat yang langsung datang ke Brigham Young untuk melakukan wawancara dengan tujuan mengangkat keberhasilan Ron dalam memprediksi gempa Aceh. Namun Ron yang sedih melihat banyaknya korban, malah mengatakan bahwa keberhasilan dalam memperkirakan gempa tidaklah penting. Yang lebih penting adalah bagaimana cara kita mengkomunikasikan prediksi tersebut sehingga bisa mencegah jatuhnya korban.

Ron sempat menderita depresi selama beberapa tahun. Namun akhirnya bangkit kembali dan mendirikan lembaga nirlaba yang dinamakan In Harms Way. Tujuan lembaga ini sederhana, mengkomunikasikan ke masyarakat yang bisa terkena dampak bencana,  sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga kejadian seperti gempa Aceh, bisa dikurangi dampaknya.  

Gempa Aceh 2004 menandai kembalinya siklus gempa besar di Indonesia. Namun berdasarkan catatan sejarah gempa ini bukan satu-satunya kejadian gempa besar di wilayah Jawa dan Indonesia Timur dalam 160 tahun. Indonesia dinilai telah memasuki siklus gempa dan tsunami besar setelah melewati masa tenang.

Hal ini dikemukakan oleh Ron Harris dalam diskusi yang diselenggarakan oleh International Center for Interdisciplinary and Advanced Research di Pusat Studi Lingkungan LIPI, Bandung Rabu 14 Juni 2017. (Harian Kompas 15 Juni 2017).

Ron juga mengemukakan, kegempaan di Jawa dan Sumatera ,memiliki siklus fase tenang dan kemudian banyak gempa. Fase banyak gempa terjadi tahun 1920-an hingga tahun 1935-an. Memasuki fase tenang pada tahun 1950-an. Setelah itu sampai tahun 1970-an fase banyak gempa dan kemudian sampai tahun 2000-an fase tenang. Mulai naik kembali sejak tahun 2000-an.

Sebelum gempa Aceh, tidak ada kejadian seismik yang berkekuatan lebih dari 8.5 SR di dunia selama 39 tahun. Dalam waktu 7 tahun setelahnya telah terjadi empat gempa bumi yang berkekuatan lebih dari 8,5 SR di belahan barat Indonesia saja.

Skala Richter adalah sebuah angka yang merepresentasikan kekuatan gempa. Diukur menggunakan seismometer. Skala ini merupakan pengembangan dari skala Mercalli.

Sumber Wikipedia.org
Sumber Wikipedia.org
Pada tahun 2002, Ron Harris mempublikasikan kajian ilmiah yang menyebutkan bahwa ada zona seismic gap di Jawa dan barat Sumatera. Zona ini berarti kawasan tersebut lama tidak dilanda gempa besar namun menyimpan energi yang besar. Kawasan ini diperkirakan memiliki potensi gempa besar karena adanya Lock Patches (bidang kuncian) yang terisolasi di daerah pertemuan lempeng. Jika bidang kuncian ini terlepas maka akan menghasilkan gempa yang sangat kuat. 

Seperti gempa Aceh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun