Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Unicorn Butuh Modal Asing, Mengapa?

23 Februari 2019   12:30 Diperbarui: 24 Februari 2019   09:25 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.finsmes.com

Unicorn dalam usaha rintisan (startup) adalah julukan bagi usaha rintisan yang bernilai minimal USD 1 miliar atau sekitar 14 triliun rupiah (kurs Rp 14.000,- per USD). Salah satu cara untuk membesarkan usaha rintisan adalah "bakar uang" karena itu Unicorn butuh modal asing, mengapa?

Bakar Uang

Sebuah usaha rintisan perlu cepat dalam mengembangkan usaha terutama kalau kita bicara teknologi. Uber misalnya memiliki model bisnis berbagi tumpangan untuk pelanggannya. GoJek dan Grab mungkin boleh dibilang meniru model bisnis ini.

Terlihat bahwa tidak sulit untuk meniru sebuah model bisnis walaupun teknologi yang digunakan cukup tinggi. Jika GoJek dan Grab tidak cepat menguasai pasar Asia Tenggara bisa jadi Uber akan menguasai.

Walaupun pada kenyataannya tidak sesederhana itu, pendalaman dan pengetahuan tentang pasar yang dimasuki juga penting. Uber pada awal masuk ke Indonesia salah satu masalah utama yang menyebabkan penetrasinya kurang cepat adalah memaksa pengguna untuk menggunakan kartu kredit tanpa opsi bayar tunai. Sedangkan jumlah pengguna kartu kredit di Indonesia masih terbatas.

Grab menyadari hal ini dan menerapkan pembayaran tunai. Inilah salah satu penyebab saya lebih dulu menggunakan aplikasi Grab sebelum berikutnya Uber.

Balik ke "bakar uang" pada sekitar tahun 2016 pertama kali saya menggunakan Grab, saya diberikan bonus senilai Rp. 500 ribu. Sedangkan Uber setelah menerapkan pembayaran tunai memberi bonus sekitar Rp 150 ribu saat saya pertama kali menggunakan.

Coba bayangkan jika ada 10 ribu orang diberikan bonus yang sama maka butuh dana Rp 5 miliar rupiah bagi Grab sedangkan Uber membutuhkan dana Rp 1,5 miliar. Karena mereka harus tetap membayar ongkos perjalanan kepada pengemudi walau gratis bagi pengguna.

Belum lagi bonus untuk pengemudi yang katanya pada masa awal bisa memperoleh penghasilan lebih dari Rp 10 juta per bulan. Ditambah setelahnya diskon-diskon yang lumayan besar untuk tetap mempertahankan pengguna. Disertai dengan perang diskon antara Uber dan Grab pada masa itu.

GoJek juga melakukan hal yang sama untuk pengemudi motor. Tetapi GoJek lebih cerdik dan mengembangkan GoSend dan GoFood yang bisa menjadi pendapatan baru. Layanan yang akhirnya diikuti oleh Grab.

Semua ini dibutuhkan agar bisa dengan cepat menambah pengguna, pengemudi dan resto (GoFood) sehingga usaha bertambah besar sebelum orang lain besar. Dibutuhkan modal yang sangat banyak agar bisa bertahan dan membesarkan usaha rintisan. Modal asing masuk dan menyuntik dana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun