Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Senjata Perang Dagang China dalam Menghadapi AS

23 Juli 2018   12:30 Diperbarui: 24 Juli 2018   03:57 3585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
President Donald Trump and Chinese President Xi Jinping shake hands during a joint statement to members of the media Great Hall of the People, Thursday, Nov. 9, 2017, in Beijing, China. (AP Photo/Andrew Harnik)

Dalam menghadapi perang dagang dengan AS, China juga membutuhkan senjata. Senjata perang dagang China ini bukan hanya tarif yang diterapkan ke barang impor dari AS. Tetapi ada beberapa hal lain yang bisa juga dijadikan senjata perang dagang.

Setelah kedua negara (AS dan China) bersama menetapkan tarif untuk barang senilai US$ 34 miliar. AS kembali mengancam akan mengenakan tarif bagi sekitar US$ 200 miliar barang asal China. Bahkan jika perlu seluruh impor asal China senilai US$ 500 miliar akan dikenakan tarif tambahan.

China hanya melakukan impor barang asal AS senilai US$ 130 miliar. Tentu saja hal jika AS menerapkan tarif untuk nilai barang yang lebih dari itu, China kehabisan barang impor untuk dikenakan tarif.

Tetapi masih ada beberapa hal lain yang bisa dilakukan pemerintah China untuk melawan AS:

Surat Utang AS

Saat ini China memiliki sekitar US$ 1 triliun surat utang yang dikeluarkan pemerintah AS. Yups, satu triliun dan China merupakan salah satu pemilik terbesar surat utang AS.

Jika China tidak lagi melakukan pembelian surat utang AS, maka yang terjadi adalah yield (tingkat pengembalian) surat utang AS akan meningkat. Hal ini akan menambah tekanan kepada defisit anggaran pemerintah AS yang diperkirakan akan mencapai US$ 804 miliar.

Saat ini tekanan terhadap utang pemerintah AS sudah terjadi, karena the fed sudah melakukan pengurangan kepemilikan surat utang yang dimiliki bank sentral AS. Jika pada saat quantitative easing, the fed melakukan pembelian surat utang. Saat ini jika surat utang sudah jatuh tempo, maka uang hasil pengembalian surat utang tersebut, tidak akan dibelikan surat utang lagi.

Selain itu jika the fed juga sedang meningkatkan suku bunga acuan secara agresif yang bisa juga mempengaruhi yield surat utang AS.

Senjata pamungkas ini masih bisa ditingkatkan menjadi penjualan semua surat utang AS yang dimiliki China. Walaupun begitu diperkirakan China akan menggunakan senjata surat utang sebagai jalan yang terakhir, mengingat kerugian yang akan juga dihadapi China.

Terutama jika China melakukan penjualan surat utang.

Devaluasi Yuan

Dengan melemahnya nilai Yuan terhadap US$ maka harga barang China tidak akan naik setinggi yang diharapkan pemerintahan Trump. Sehingga efek tarif akan minimal.

Ditenggarai saat ini sedang terjadi pembiaran pelemahan nilai Yuan terhadap US$ oleh pemerintah China, bukan devaluasi terbuka

Mempersulit perusahaan AS di China

China adalah sebuah pasar yang sangat menggiurkan. Jumlah penduduk yang sangat banyak ditambah dengan peningkatan pendapatan, membuat banyak perusahaan termasuk asal AS tergiur untuk masuk ke China.

Bukan hal yang sulit jika China ingin mempersulit perusahaan AS di China. Termasuk juga jika perusahaan AS ingin keluar dari China, mengingat rezim devisa yang sangat ketat.

Isolasi AS

Upaya untuk merayu Uni Eropa untuk bekerja sama lebih erat dengan China sudah mulai dilakukan. Baca "China merayu Uni Eropa"

Hal yang perlu diingat adalah saat ini Xi Jin Ping sudah bisa dikatakan Presiden seumur hidup. Jika dibandingkan dengan Donald Trump yang akan menghadapi pemilu di tahun 2020 dan belum tentu terpilih lagi.

Jadi China bisa memperlambat permainan seperti tim sepak bola yang sudah unggul gol. Jika perlu sampai akhir jabatan kedua Trump. Sambil melakukan lobi-lobi untuk mengisolasi AS yang juga sekarang ini memusuhi sekutunya sendiri.

 Referensi : CNBC.com

Salam

Hanya Sekadar Berbagi

Tulisan ini ditayangkan juga di situs pribadi penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun