Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami, Apakah Salah Satu Kunci Sukses?

4 Mei 2017   07:27 Diperbarui: 4 Mei 2017   08:18 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (http://www.2020iscoming.info)

Memahami menurut KBBI Online, /me·ma·hami/v1 mengerti benar (akan); mengetahui benar. Menurut pendapat saya, mengerti benar atau memahami adalah suatu keadaan dimana kita benar-benar tahu luar dalam tentang sesuatu. Bisa tentang aturan, sifat orang lain, pelajaran, ilmu dan lainnya.

Di dalam kehidupan ini seringkali kita hanya mengerti sesuatu tetapi sebenarnya belum memahami. Misalnya, kita mengerti bahwa lampu lalu lintas jika sudah menunjukkan warna merah artinya harus berhenti, tapi terkadang kita lupa atau tidak menyadari bahwa jika lampu sudah merah di sisi perempatan kita, maka pasti ada lampu yang berwarna hijau (membolehkan jalan) di sisi lain. Sehingga lampu warna merah, jika kita langgar bukan hanya orang lain tetapi juga membahayakan diri sendiri. Jika memahami, seharusnya lampu merah tidak akan dilanggar.

Dalam pengalaman saya, memahami bisa sangat membantu kesuksesan. Pada waktu kuliah, dengan memahami aturan tentang Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dan Satuan Kredit Semester (SKS) saya berhasil menyelesaikan kuliah dalam waktu 3,5 tahun atau 7 semester walaupun IPK saya hanya 2,9. Saya bisa melakukan hal ini hanya dengan cara sederhana, mata kuliah yang saya suka dan bisa saya kejar nilai A. Mata kuliah saya suka namun kurang bisa, saya kejar nilai B. Mata kuliah yang tidak saya suka, saya pastikan agar lulus dengan nilai C. Dengan cara ini saya berhasil memaksimalkan jumlah SKS yang saya ambil tiap semester dan tidak perlu mengulang satu mata kuliah pun.

Dalam dunia pekerjaan, memahami juga sangat penting. Misalnya, perusahaan tempat kita bekerja sudah menerapkan balance scorecard.  Dengan memahami key performance indicator (KPI), yang diberikan kepada kita. Kita bisa memaksimalkan pencapaian, misalnya dengan fokus ke KPI yang bernilai tinggi dan membuat skala prioritas sesuai dengan nilai KPI di dalam balanced scorecard. Dengan melakukan ini dan kita berhasil mencapai target dalam KPI, seharusnya bonus ataupun kenaikan gaji yang kita dapatkan akan maksimal.

Menjadi pemimpin (bukan boss), juga akan mudah jika kita memahami tentang sifat orang yang kita pimpin. Memahami sifat bisa kita lakukan dengan percobaan, misalnya kalau kita keras terhadap seseorang bagaimana? Apakah orang ini bisa mengembangkan tugas yang kita berikan?, atau masih harus disuapi (perintah harus diberikan secara detail, sampai hal yang sekecil-kecilnya) dan masih banyak cara lain. Selain dengan percobaan, yang saya lakukan adalah memahami orang dengan obrolan informal. Dari obrolan santai, saya bisa menilai apakah orang ini malas atau memang harus diajari lebih lanjut.

Jika kita berhasil memahami sifat atau karakter bawahan, biasanya untuk mengarahkan seseorang akan lebih mudah. Selain itu, kita juga akan bisa memaksimalkan kemampuan seseorang sehingga tugas dan pekerjaan kita akan semakin ringan dan hasil dari tim akan lebih maksimal. Pekerjaan kita sebagai pemimpin, hanya lebih ke arah fungsi pengawasan dan pengambilan keputusan.

Memahami tidaklah sulit, hanya butuh kemauan untuk belajar lebih, melakukan riset, sering bertanya dan diskusi, malah terkadang kita tidak perlu mempelajari sendiri. Tinggal mempelajari pengalaman dari orang yang terbukti paham.

Memahami sifat orang, memang lebih sulit jika dibandingkan dengan memahami suatu ilmu atau aturan. Butuh ketulusan kita untuk mendengarkan dan mengamati agar bisa memahami.

Memahami adalah salah satu kunci dari kesuksesan.

Salam

Hanya sekedar berbagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun