Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Materi Pelajaran Tak Hanya dengan Menulis

16 Maret 2017   09:28 Diperbarui: 16 Maret 2017   22:01 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ini adalah salah satu upaya meningkatkan metode belajar-mengajar di kelas.

Biasanya murid-murid di kelas diminta untuk menulis/menyalin tulisan di papan tulis atau tulisan dari buku.

Berdasarkan pengalaman dan cerita dari siswa/i sekolah di sekitar saya, porsi materi tulisan yang dituliskan kembali oleh murid terlalu besar. Mereka diminta menuliskan suatu penjelasan materi paragraf per paragraf. Guru juga sering meminta murid menulis soal-soal dari papan tulis atau buku (atau didikte).

Manfaat dari kegiatan menulis seperti ini bisa untuk melatih keterampilan menulis murid. Bisa juga untuk menghemat biaya beli buku atau fotocopy misalnya.

Tapi yang kita inginkan adalah bahwa murid-murid di kelas bisa memahami materi yang diajarkan gurunya. Sehingga kegiatan menulis yang berupa menyalin isi buku atau tulisan dari papan tulis dinilai tidak efektif. Jika murid diminta menyalin tuisan dan mendapatkan sedikit penjelasan, lalu murid diminta belajar di rumah, guru akan sulit menilai apakah muridnya memahami materi pelajaran yang diberikan atau tidak. Murid yang dimaksud di sini adalah semua murid di kelas (bukan hanya beberapa) dan kegiatan menulis ini dilkakukan hampir setiap hari di sekolah, oleh guru dari hampir semua mata pelajaran. Jadi, kita tidak mengharapkan murid-murid memahami materi pelajaran melalui kegiatan menulis/menyalin.

Agar murid di kelas bisa memahami materi pelajaran, hal-hal berikut ini bisa dilakukan:

  • Membuat suatu penjelasan menjadi berkesan sehingga tersimpan baik di memori otak murid. Caranya melalui metode-metode mengajar seperti bercerita (dengan cara yang menarik) atau dengan cerita bergambar, video, musik atau alat-alat peraga. Bisa juga mengajar dengan berbagai aktifitas dalam kelas seperti game, drama, percobaan-percobaan dan lain-lain. Guru harus kreatif.
  • Setelah materi pelajaran dipahami, murid diminta untuk menuliskan hal-hal yang dianggap penting sebagai alat pengingat; bisa meminta murid menulis dengan kalimatnya sendiri atau didikte.

Intinya adalah menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang bisa membuat murid paham dan selalu ingat atas materi yang diajarkan.

Tujuan agar murid memahami materi pelajaran ini tidak akan begitu berhasil jika metode mengajar guru monoton. Rutinitas yang paling sering dilakukan guru adalah menerangkan di depan kelas dan murid mendengar, cenderung berlangsung secara pasif. Rutinitas yang lain adalah kegiatan menulis/menyalin isi dari buku atau tulisan dari papan tulis. Kegiatan ini sangat bisa menimbulkan kejenuhan dan pada akhirnya belajar di sekolah menjadi tidak lebih dari rutinitas yang isinya mudah dilupakan.

Membuat materi pelajaran berkesan dan menciptakan suasana aktif bagi murid-murid di kelas adalah salah satu cara yang efektif dalam mengajar. Diharapkan guru-guru di sekolah yang bisa kreatif mengembangkan metode-metode mengajar mereka. Kurangi kegiatan belajar dengan metode menulis pasif.

Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun