Mohon tunggu...
Romo Wage
Romo Wage Mohon Tunggu... -

Saya cuma pria yang biasa2 saja, suami yang setia dari seorang istri yang jujur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bibir Manado itu dibutuhkan

29 Agustus 2010   03:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:37 1499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manado bisa disebut kota besar yang letaknya paling Utara dari Negara Republik Indonesia. Kota Manado posisinya berada di Laut Sulawesi, atau tepatnya di Teluk Manado, kota yang berada di pinggir pantai dan dikelilingi perbukitan telah berkembang menjadi kota yang modern. Untuk menuju kota Manado dari Jakarta kita bisa menggunakan perjalanan via laut, kapal akan berlabuh di kota Bitung yang letaknya 40 km dari kota Manado. Sedang melalui udara kita bisa memilih beberapa maskapai penerbangan nasional, Garuda Indonesia, Batavia Air atau Lion Air yang setiap harinya ada penerbangan, baik yang langsung atau transit dikota sebelum landing di Manado, sementara untuk penerbangan internasional ada Silk Air yang terbang langsung dari Singapore. Bandara Sam Ratulangi, letaknya di Kecamatan Mapanget yang kurang lebih 30 menit dari kota Manado. Bandara Sam Ratulangi yang belum lama ini mendapat penghargaan BUMN Award sebenarnya cukup rapi, tetapi dari segi pelayanannya masih belum memuaskan, salah satunya : Trolly yang biasanya mudah dan banyak tersedia di bandara yang berkelas internasional, disini susah didapat, selain tersembunyi ( entah diletakan dimana ? ) yang adapun rata-rata sudah dikuasai oleh porter. Manado sebagai kota modern tentu saja menarik banyak orang untuk datang dan akhirnya menjadi tumpuan harapan dalam mata pencarian se hari-hari. Di pusat kota, yang juga menjadi pusat perdagangan, kita bisa banyak menemui pedagang yang datang dari pelosok kota kota kecil dari sekitar Manado, dari mulai dari pedagang handphone bekas sampai dengan pedagang asongan. Pemandangan sebagai kota besar pun bisa terlihat dengan tumbuhnya mal, supermarket dan ruko-ruko. Kemacetan lalulintas yang terdapat di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan juga bisa kita dapati di Manado. Antrian panjang di jalan-jalan protokol tidak bisa dihindari. Jalan Sam Ratulangi yang merupakan jalan utama di kota Manado pun selalu padat dengan lalu lalang kendaraan pribadi, baik yang beroda empat atau roda dua dan juga angkutan kota. Entah karena kemacetan lalulintas atau karena cuma karena ikut-ikutan, pemda kota Manado pun mengadakan Trans Kawanua, busway nya kota Manado. Tetapi keberadaan Trans Kawanua cuma berlangsung sebentar, saat ini bis Trans Kawanua tak lagi kelihatan meluncur dijalan, yang tertinggal hanya Shelter-nya saja, kelihatan teronggok tidak terawat, bahkan dibeberapa shelter terlihat menjadi tempat istirahat para tuna wisma dan tentu saja tidak enak dipandang mata. Pengadaan Shelter Trans Kawanua tentunya mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, sekarang Trans Kawanua tidak jalan, ini namanya mubazir. Seharusnya saat perencanaan, pemda kota Manado sudah melakukan study kelayakan, apakah Trans Kawanua memang benar benar diperlukan oleh masyarakat  ? Atau jangan jangan ini cuma karena mau di sebut modern, meng ekor Trans Jakarta, padahal sebenarnya tak perlu perlu amat. Dari obrolan di Kedai Kopi, saya mendengar bahwa warga kota Manado tidak berminat sama sekali untuk naik Trans Kawanua, buat mereka naik OTO atau angkutan kota jauh lebih nyaman dari pada naik Trans Kawanua. Reklamasi pantai Malalayang, disatu sisi dianggap berhasil, karena memperpanjang keberadaan jalan di kota Manado, kepadatan jalan Sam Ratulangi berkurang dengan adanya Boulevard yang letaknya dipinggir pantai hasil reklamasi. Disisi lain reklamasi pantai juga menuai kontra, nelayan tradisionil pun protes, dengan adanya reklamasi ini mereka tidak bisa lagi merapatkan perahunya dibibir pantai. Pro dan kontra pun timbul, salah satu pihak yang kontra terhadap reklamasi pantai Malalayang pun meng ekspos nya di : http://facebook.com/group.php?gid=172917864374 Diatas lahan hasil reklamasi pantai, sekarang telah berdiri beberapa mal ; Mega Mal, Blue Banter City Walk, IT Center, Bahu Mal, Mega Trade Center dan Ruko-Ruko lainnya. Pengembang saling berlomba mendirikan mal dan ruko, tetapi tidak sedikit pengembang yang kemudian melalaikan kebersihan disekitar kawasan ini. Pemadangan sampah perahu tampak disana sini, bahkan ada mal yang tampak tidak terpelihara atau bahkan terlihat bangunan yang tidak dimanfaatkan lagi. Manado Kota Pariwisata Dunia 2010. Slogan ini ditayangkan dan beberapa billboard dengan tulisan Manado Kota Pariwisata Dunia 2010 tampak ada dibeberapa sudut kota Manado, tetapi apakah Dinas Pariwisata Kota Manado telah menyiapkannya dengan baik ? MTIC berada di zero point kota Manado tentu untuk mempermudah wisatawan mendapat informasi tentang pariwisata kota Manado. Tetapi kenyataannya : 4 hari saya ada di Manado, setiap hari saya ketempat ini, dari pagi hingga sore hari pintu MTIC selalu tertutup rapat dan tak ada satu pun petugas yang jaga. Buat apa ada MITC jika tidak pernah ada yang menjaganya. Sementara mencoba meng kontak Dinas Pariwisata Kota Manado per telepon hingga Humas Kota Manado juga tidak ada yang meng-angkat. Kalau sudah begini apa maksud dan tujuan slogan Manada Kota Pariwisata Dunia 2010 ? 3 B : BUNAKEN, BUBUR MANADO dan BIBIR MANADO. Bunaken masuk dalam wilayah kota Manado dan Bunaken sudah banyak dikenal oleh wisatawan, Bunaken dengan keindahan bawah lautnya sudah menjadi primadona kota Manado. Bubur Manado, santapan nikmat dan lezat pun sudah menjadi bagian utama wisata kuliner kota Manado, kelezatannya tidak perlu diragukan lagi. Tetapi seharusnya pejabat Pemerintah Kota Manado jangan terlalu puas dulu dengan Bunaken & Bubur Manado. Kota Manado masih punya tarik lebih, penataan kota Manado harus diperhatikan, Transportasi harus ditata lebih baik, kebersihan juga harus dijaga, always clean. Pelayanan wisatawan, mulai dari Bandara hingga informasi pariwisata seharusnya di utamakan. Protes dan kritik banyak dilontarkan, tetapi Pejabat PemKot Manado se akan-akan acuh tak acuh. Harapan terakhir ada pada wanita-wanita dan noni-noni Manado, seharusnya mereka berkumpul dan dari Bibir mereka lah ucapan kritik dilontarkan. Bibir Manado menyuarakan kritik dan saran untuk Pejabat Pemerintah Kota Manado, benahi kota Manado. Setelah kota Manado rapi dan pejabat serta aparat siap menerima wisatawan, kembali Bibir Manado dibutuhkan, kali ini untuk mengucapkan promosi pariwisata : Manado Kota Pariwisata Dunia, kunjungi dan anda akan menikmatinya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun