Mohon tunggu...
Romi assidiq
Romi assidiq Mohon Tunggu... Lainnya - Rumah Buku Firza

Puisi, Novel dan Cerpen

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Misteri Sebuah Dendam

19 Februari 2021   09:32 Diperbarui: 19 Februari 2021   10:20 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Mereka bertiga pun pelan-pelan keluar, Chen berusaha melihat sekitar namun tidak ada apa-apa yang matanya tangkap hanya darah yang menempel di dinding, lantai dan langit-langit rumah.


Dari kejauhan, sekitaran rumah warga masih terdengar suara-suara histeris yang mengerikan.


"Kak, Ayah Ibu kemana?" tanya Mei ketakutan.


"Kakak juga tidak tahu, sebaiknya kita lari dari sini" jawab Chen.


Sambil mengendap-endap dia memimpin langkah ke 2 adiknya dan langsung keluar lewat pintu belakang, baru sekitar 5 meter keluar dari rumah tiba-tiba Chen, Ming dan Mei tersentak kaget.


Bukan karena dihadang makhluk berjubah itu melainkan mereka melihat mayat Ayah dan Ibunya tergantung di atas pohon bambu tanpa kepala dengan kondisi mengenaskan, perut mereka menganga kosong melompong tanpa isi.


Si kecil Mei hampir saja berteriak histeris namun  Chen segera menyumpal mulut nya dengan tangan, "diam  bodoh atau kita akan bernasib sama seperti mereka" bisik Chen. Mendapat perlakuan seperti itu Mei hanya bisa menangis tanpa suara melihat nasib kedua orang tuanya.


Tiba-tiba bayangan hitam berkelebat di atas pohon, Chen, Mei dan Ming langsung mematung tidak tahu harus berbuat apa, sepertinya mereka juga akan bernasib sama seperti warga kampung dan kedua orang tua mereka.


Bayangan itu berhenti berkelebat lalu turun ke tanah, hidung nya mendengus seperti anjing yang mencium aroma makanan.


Tapi nampaknya ada yang aneh, dia tidak bisa melihat ketiga anak itu, makhluk mengerikan itu hanya berputar-putar mengelilingi mereka, dia mampu mencium bau manusia tapi tidak bisa melihatnya, mungkin berkat ajimat kalung bergambar ying dan yang ada di leher mereka. 

Pemberian sang Ayah sebelum menyuruh mereka masuk ke dalam lemari.
Ke 3 kakak beradik hanya bisa begidik ngeri ketika makhluk itu mengitari mereka, bau tubuhnya busuk seperti bangkai, dengan lutut gemetar mereka memperhatikan makhluk yang terus memutari tubuh mereka,  mata nya hitam penuh tanpa ada putih walau setitik, gigi-gigi nya yang tajam seperti duri terus bergemeletuk, air liurnya menetes tanpa henti persis seperti anjing gila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun