Mohon tunggu...
Taufiq Ahmad Romdoni
Taufiq Ahmad Romdoni Mohon Tunggu... Ilustrator - Pemikir

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

(Eks-) Menteri Edhy Prabowo Itu Dinantikan Nelayan

26 November 2020   07:28 Diperbarui: 26 November 2020   13:39 3211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ANTARA foto/Wahyu Putro A (sumber:kontan.co.id)

Konservasionis seperti Menteri Susi akan memandang bahwa ekspor benih lobster merupakan kebijakan yang tidak mementingka kelestarian biota. 

Namun bagi kalangan pro yang mungkin dilatar belakangi oleh kepentingan ekonomi, akan memandang bahwa ekspor benih lobster akan menguntungkan dan tetap lestari asalkan tetap memerhatikan kaidah pelestarian seperti yang telah diatur dalam persyaratan. 

Bagi sebagian masyarakat awam yang tidak terlibat langsung dalam dunia perikanan mungkin lebih cenderung memihak kontra dan bersikap konservatif. Hal ini ditujukan dengan banyaknya dukungan terhadap Menteri Susi yang menginginkan kembali beliau sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.

Namun hal yang membuat saya sedikit terbuka wawasan adalah ketika saya melakukan survei penelitian pada bulan Oktober 2020 lalu. Saya melakukan survei wawancara terhadap nelayan Palabuhanratu, Sukabumi untuk keperluan tesis saya. 

Saya terkejut bahwa nelayan yang saya wawancarai tidak menyukai kebijakan Menteri Susi yang melarang ekspor benih lobster. Mengapa mereka berpikir demikian? 

Perlu diketahui bahwa nelayan yang saya wawancarai adalah nelayan kecil dengan ukuran kapal tidak lebih dari 30 GT. Saat ini mereka mengalami kesulitan mencari ikan karena telah terjadi kondisi penurunan stok ikan karena terjadi penangkapan yang berlebihan (over fishing). 

Mereka berdalih bahwa telah terjadi penangkapan ikan secara berlebihan oleh kapal-kapal besar sehingga mereka merasa hasil tangkapan bagi nelayan kecil menjadi menurun. Oleh karena itu saat ini nelayan kecil di Palabuhanratu lebih banyak yang menangkap benih lobster. 

Kebijakan Menteri Susi sebelumnya yang melarang ekspor benih lobster menyebabkan usaha nelayan menangkap benih lobster menjadi terhambat. Berdasarkan diskusi yang saya lakukan, sebetulnya mereka sedikit bersyukur atas dibukanya kembali keran ekspor benih lobster. 

Nelayan Palabuhanratu yang saat ini mengalami penurunan hasil tangkapan ikan, menjadi sedikit lega karena mereka bisa menambah penghasilan dari kegiatan menangkap benih. Hasil tangkapan benih tersebut kemudian nelayan jual kepada pihak yang akan melakukan ekspor.

Saya merasa ada keterkaitan antara kasus korupsi Menteri Edhy dan hasil diskusi saya dengan nelayan. Secara ekonomi, ekspor benih lobster ini memang  menjanjikan prospek yang sangat besar. 

Namun kebijakan ini memang rawan celah korupsi karena terkait penunjukkan perusahaan yang yang melakukan ekspor. Buktinya penangkapan Menteri Edhy menunjukkan bahwa terjadi suap untuk membagi-bagi kue proyek penunjukkan perusahaan ekspor benih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun