Mohon tunggu...
Taufiq Ahmad Romdoni
Taufiq Ahmad Romdoni Mohon Tunggu... Ilustrator - Pemikir

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Haruskah Perguruan Tinggi Dibuka Kembali Saat New Normal?

7 Juni 2020   06:52 Diperbarui: 7 Juni 2020   14:28 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswi eksakta (Sumber: www.pixabay,com)

Sejumlah mahasiswa sedang melakukan pengamatan (Sumber: Youtube Profil Unsoed)
Sejumlah mahasiswa sedang melakukan pengamatan (Sumber: Youtube Profil Unsoed)
Praktikum terdahulu biasanya melakukan pengambilan data ke daerah aliran sungai hingga ke pesisir. Data yang digunakan pun berasal dari data penelitian terdahulu.

Saya juga mewawancarai seorang mahasiswi fakultas kedokteran yang harus melakukan kegiatan belajar secara daring, Putri namanya. Praktikum mahasiswa kedokteran yang mengharuskan kegiatan di laboratorium kali ini dilakukan dengan presentasi di Google Meet, Zoom dan Instagram langsung. Mau tidak mau preparat yang digunakan hanya ditunjukkan melalui video seolah-olah video tutorial.

Angel, Yuli, dan Putri merasakan ketidaknyamanan kegiatan praktikum dilakukan dengan online. Dari segi penyerapan materi, jelas mereka hanya bisa membayangkan melalui visual tanpa menyentuh sampel secara langsung. Hal ini dikhawatirkan mahasiswa menjadi tidak memahami metodologi pengambilan sampel secara ilmiah. 

Jika tidak dipraktekan secara langsung, mahasiswa menjadi tidak terampil sehingga, jika dia mengambil data maka data tersebut bisa jadi tidak akurat. Hal ini menjadi masalah terlebih bagi mereka yang ingin menjadikan mata kuliah tersebut sebagai topik dalam penelitiannya kelak.

Permasalahan metode praktikum secara daring mengharuskan solusi ke depannya, khususnya untuk tahun ajaran baru perguruan tinggi yang akan dimulai pada bulan Agustus. Mengingat saat ini di beberapa wilayah Indonesia tengah memasuki masa new normal, sektor pendidikan khususnya perguruan tinggi saya rasa patut dipertimbangkan. Memang, dibukanya perguruan tinggi sangat dilematis dan berpotensi berisiko.

Beberapa hal yang menjadi resiko tersebut di antaranya adalah dosen-dosen yang telah sepuh rentan terpapar virus. Bisa dibayangkan jika kita kehilangan mereka para ilmuwan yang memberikan sumbangsih lebih bagi kemajuan negara. 

Permasalahan lainnya adalah sebagian besar mahasiswa di suatu perguruan tinggi merupakan penduduk yang berdomisili tidak di wilayah perguruan tinggi tersebut. 

Sebagai contoh, jika IPB akan dibuka kembali pada Agustus ini karena di wilayah Bogor telah penularan COVID telah cenderung melandai, bagaimana dengan mahasiswanya yang tersebar hampir di seluruh Indonesia yang daerahnya masih berjuang melawan COVID? Ini memang akan sangat dilematis.

Kembali fokus pada sisi praktikum, pemerintah juga perlu mempertimbangkan permasalahan praktikum yang telah dipaparkan. Saya rasa akan sangat terkesan "dipaksakan" bila kegiatan belajar mengajar masih dilakukan secara daring terlebih bagi kegiatan praktikum. 

Maka menurut saya, pilihannya adalah membuka kembali kegiatan perguruan tinggi dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin, atau tetap melakukan kegiatan belajar secara daring, namun ilmu tidak terserap secara optimal.

Hal yang paling memungkinkan sepertinya tetap dilakukan pembelajaran via daring. Namun saya mendesak pemangku kebijakan terkhusus pada penyelenggara pendidikan memperhatikan permasalahan praktikum ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun