Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Mbah Wulu

25 Oktober 2021   09:38 Diperbarui: 27 Oktober 2021   13:47 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diolah menggunakan picsart

Koran makin lecek. Tapi kelecekannya tidak mengurangi tangan-tangan mencengkeram untuk melihatnya.

Cakruk pakde Darmo, selama ini dijadikan singgahan bagi orang-orang dusun, mahasiswa, pelajar yang punya kepentingan. Pusaran itu menjadi ajang tukar pikiran yang kadang menjurus pada diskusi. Bangunan cakruk dibuat dari kayu dengan arsitek anti gempa ala pakde. 

Ketangguhannya teruji ketika gempa menerpa dibulan Mei 2006. Diatasnya sering buat tidur anak-anak mahasiswa yang terdampar untuk melepas penat. Letaknya sungguh aduhai. Sebelah selatan terhampar persawahan berhektar-hektar. Perbukitan tampak dari jauh. 

Gemericik air selalu berbunyi karena saluran air tampak melintas dengan rumput membalut galengan(pembatas sawah) menyebar sampai jauh. Kolam ikan terbentuk cantik dengan isi ikan mas berbagai ukuran. 

Sesekali kecipaknya tersembul. Berjenis pohon tumbuh disekitarnya; Matoa, beringin, bambu, jambu meneduhi setiap waktu. Tanaman di polybag lebih beragam lagi; cabe, mint, tomat, kemangi, terong, selada dan sebagainya.

Dulu, pakde Darmo lulusan perguruan tinggi di Jogja sebelah barat. Bertahun-tahun jadi relawan bencana membuat jiwanya terasah; tsunami Aceh, letusan Merapi, tsunami Pangandaran, gempa Jogja dan sebagian Jateng. Itu yang besar. Yang skala kecil lebih banyak. Hati pakde Darmo yang kerap membantu menjadi tarikan serta payung bagi mahasiswa jika perlu bantuan. Apapun, selama bisa.

Di antara pengunjung cakruk adalah mbah Wulu. Panggilan itu disematkan karena tangannya ditumbuhi bulu sedemikan lebatnya. Mirip bulu dibadan kera. Beliau seorang petani yang mempunyai sawah beberapa patok. Kebiasaannya, mampir ke cakruk sekedar bikin segelas teh tubruk. Cakruk merupakan tempat favoritnya setelah bekerja disawah. 

Semilir angin menepuk-tepuk kulit, membelai rambut yang didominasi warna putih. Mbah Wulu akan berbincang-bincang dengan siapapun. Usianya yang mendekati tujuh puluh tahun belum menggerus kekuatan tubuhnya. Tulangnya masih kokoh, badan masih tegap dengan jantung dilapisi hawa sejuk bahkan cenderung dingin pagi dari perbukitan sewu. 

Tak heran, ia menjadi kakek perkasa. Sejak muda sudah terbiasa lelaku prihatin. Salah satu andalannya bercerita. Diantara cerita tersebut yaitu tentang sawahnya yang tidak pernah diserbu hama, baik tikus, wereng, keong, atau apapunlah. Padahal kiri-kanan dibabat habis pasukan pengerat. Petani lainnya heran, apa yang membuat perbedaan diantara tanaman mereka.

"Mengolah sawah, itu seperti merawat bayi. Kudu telaten, amati kondisi pertumbuhannya dari hari ke hari. Pupuknya juga harus pas. Airnya jangan sampai kurang", katanya, rokok kelobot ia sesap, kemudian gulungan asap dilepas membentuk lingkaran bergoyang-goyang sebelum lenyap. 

"Harus diprihatini dengan puasa selain melihat pranata mangsa. Beberapa pantangan kudu dijauhi, itu syarat wajib". Lelaku spiritual jawa menjadikan mbah Wulu awas(tajam penglihatan mata batin). Bisa ditebak, seiring memuncaknya perdebatan, mbah Wulu diseret guna mengumandangkan pendapatnya. Karena, dari beliaulah, warga dusun tahu kalau wilayah mereka ternyata jaman dulu adalah sebuah asrham, tempat pendidikan agama Hindu-Budha yang diadopsi dari negeri India. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun