Pagi hari, kami pasti mendapati satu rengkot(wadah seng yang dicat putih hijau mirip baju tentara atau bebungaan) penuh bubur kacang ijo diatas meja teras rumah. Siapa lagi kalau bukan dari para pemuda dusun tersebut.Â
Bertahun-tahun kami menikmatinya sampai menjadi impresi tersendiri. Mungkin itu tanda terima kasih mereka karena wasiat mbah putri agar yang magersari dianggap  sebagai saudara tanpa memungut biaya.
Perputaran waktu mengubah segalanya. Demikian juga para perantauan itu. Meninggalkan magersari karena banyak hal; pindah usaha, merambatnya usia, dan lain sebagainya.
Untuk beberapa tahun, persinggungan dengan bubur kacang ijo terhenti, hingga Jakarta di tahun 1993 mempertemukan saya dengannya kembali. Denting nyaring hasil pukulan sendok bebek dipinggir mangkok menjadi  alarm pengejut penghuni rumah susun Klender.Â
Penjual bubur kacang ijo asal Semarang, Jawa Tengah menjadikan perempatan jalan penghubung blok sebagai stand temporer di sore hari. Dengan harga tigaratus perak semangkok, kudapan enak itu menjadi satu-satunya penguasa di dunia perbuburan. Racikannya mantap.Â
Tambahlah selembar roti tawar-cukup seratus perak-agar rasa kenyang kian mencengkeram kuat. Keramahan dengan tampilan bersih nilai lebih bagi elektabilitas bapak gempal itu.
Dari beberapa bubur kacang ijo yang pernah saya cicipi. Ternyata banyak perbedaan rasa serta tampilan antara satu dengan lain. Harap dimaklumi, karena tiap hati mempunyai keajaiban masing-masing. Tangan dingin pengolah memunculkan cita rasa yang beragam.Â
Ada yang rasanya tipis tapi aroma jahenya mendominasi. Ada tampilan buburnya cantik, kental, tapi manisnya kurang. Ada yang nirrasa jahe, rasanya flat, manisnya campuran dari pemanis buatan(sakarin). Ada yang encer, manisnya tak seberapa serta tanpa kesan.Â
Dari perburuan itu, hasilnya akhirnya adalah blacklist(saya tidak akan beli lagi disitu. Terutama jika pakai sakarin, tenggorokan langsung bereaksi-batuk dan gatal).
Versi saya, bubur kacang ijo paling enak jika; kentalnya pas, butiran terlihat utuh, rasa jahe dan bau pandan terasa menyengat, santannya gurih menguat.