Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balada Kaum Kesrakat

20 Agustus 2021   19:17 Diperbarui: 20 Agustus 2021   19:26 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koleksi Pribadi diolah pakai picarts

Bagi masyarakat marginal, judi Cap Jie Kia bagaikan minuman berenergi. Dibutuhkan disaat otak spanneng untuk merenggangkan pikiran kusut. Daya gempurnya melandai menyusup celah-celah kehidupan kaum proletar di karesidenan Surakarta. Judi Cap Jie Kia menjadi ajang setan-setan kecil pamer eksistensi dihadapan alim ulama kota bengawan. Ini ledekan kasar atau sindiran bagi kegagalan mereka dalam berdakwah. 

Reputasi Cap Jie Kia telah teruji waktu. Lebih dari 30 tahun tak goyah walau badai menerjang, dihantam kanan kiri oleh ribuan operasi. Tetap tangguh dipuncak masa. Tak punya belas kasihan, segala lapisan masyarakat berhasil dibuat gogrok(rontok) imannya. 

Dari sekedar iseng pasang taruhan kecil hingga maniak dengan taruhan besar. Berbagai macam operasi PeKat(Penyakit Masyarakat)oleh aparatur kepolisian hanya sebatas kapok lombok. Tiarap sebentar, kalau kondisi dirasa aman Cap Jie Kia beringas kembali.

Berbicara judi Cap Jie Kia kurang afdol tanpa menghadirkan Tulkiyem. Perempuan asal Kabupaten Sragen merupakan dedekot Cap Jie Kia. Dia adalah bandar kecil dengan reputasi gilang gemilang. Lintasan waktu telah memberi narasi akan pusaran kabut yang membalut Tulkiyem. 

Sel besi Polsek(Polisi Sektor) Pasar Kliwon hingga Mapolres(Markas Polisi Resor)Surakarta berulangkali mengurung perempuan montok itu. Bahkan para bapak Polisi sampai jenuh kalau yang ditangkap itu-itu saja.

"Oalah yu...yu, mbok pindah usaha wae. Mbukak wedangan kek opo dodolan klambi neng pasar klewer. Ngene iki ora berkah duite"(Oalah Yu...Yu, kenapa tidak pindah usaha. Buka wedangan apa jualan pakaian di pasar Klewer. Begini tidak berkah uangnya) , ujar Bripka Sulaiman tidak lelah-lelahnya menasehati.

Watak itu susah disembuhkan, kalau watuk(Batuk)bisa. Watak Tulkiyem koppig (keras kepala) alias ngeyel. Seribu nasehat masuk telinga kanan langsung keluar tanpa hambatan lewat telinga kiri.

Tulkiyem telah melalang buana di rimba belantara Judi Cap Jie Kia lebih dari separoh usianya. Dia mengalami masa-masa Cap Jie Kia kala masih menggunakan kertas merang sebagai bukti pasang taruhan, sampai menggunakan aplikasi Whattsapp(WA). 

Perkembangan teknologi gadget ternyata membawa angin perubahan yang sungguh signifikan. Ini berpengaruh besar pada bandar Judi Cap Jie Kia termasuk dirinya.

"Setelah ada internet, Aku jarang tertangkap", ujar Tulkiyem terkekeh-kekeh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun