Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Uang Merah

5 April 2020   10:56 Diperbarui: 5 April 2020   10:58 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto gratis dari PicArts

"Hei, Andreas. Saya tunggu kabarmu. Sudah 3 bulan, kok baru hubungi sekarang?"

"Maaf, pak. Beribu maaf"

"Bagaimana? Bisa hubungkan dengan ayahmu. Aku ingin melihat wajah beliau"

Lama tidak ada balasan. Dengung suara masih menyala.

"Halo, Andreas..."

Masih saja tidak ada jawaban. Keheningan ini mirip suasana malam kala aku mencari para pengembara papa.

"Ayah sudah meninggal, pak". Suara Andreas disana merintih. Ada beban yang ingin ia keluarkan. Aku tercekat. "Barusan tiga hari yang lalu. Sekali lagi maaf, pak. Baru bisa memberi kabar sekarang"

lidahku kelu, dayaku hilang seperti dikunci.

"Ayah bahagia ketika amanatnya tersampaikan. Apalagi melihat foto bapak. Ayah tidak pangling. Cuma beliau bilang wajah bapak dipenuhi kerutan". Suara diseberang menggelontor lancar. Aku terpaku. Helaan napas hingga gestureku menarik perhatian rekan seprofesi.

"Semoga amal ibadah ayahmu diterima Tuhan, Ndre", lirihku pilu.Suara diseberang hanya berupa isak tangis-sedu sedan. Andreas menutup pembicaraan. Ia gagal menahan tumpahan airmatanya. 

Begitupun aku. Kabar barusan membuat diriku mematung. Pikiranku gentayangan mencari wajah pak Jauhari agar jelas terlihat. Sayang, semuanya kabur, menggelap, mirip malam yang sering aku lalui bersama kayuhan sepeda.[Selesai]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun