Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Grojogan Sewu, Dulu dan Sekarang Pesonanya Tidak Pernah Pudar

10 Juli 2018   16:13 Diperbarui: 12 Juli 2018   00:48 3002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daya tarik Grojogan Sewu mirip dahsyatnya aji aji semar mesem. Semar mesem? Semar mendem kali', om.

Gembredek! Sok tahu! Semar mendem itu penganan tradisonal dari ketan isiannya cacahan daging ayam(diolah sedemikian rupa) kemudian dibungkus dadaran tepung, lalu diguyur kentalnya fla santan manis berwarna putih. Paham!

Lha, terus apa hubungannya  semar mesem dengan Grojogan Sewu?

Begini, semar mesem merupakan ilmu pelet tingkat tinggi. Siapapun yang tepercik mantranya, dijamin terkintil-kintil. Pun aura "magic" Grojogan Sewu. Sudah banyak "korban" akibat tuahnya. Diantaranya pelawak Srimulat berambut nyentrik semiran samping, Mamiek Prakoso. Gegara "terpelet" Ia sampai menciptakan lagu Grojogan Sewu. Anindya Putri-lagunya Saksi Biru-sampai menyitir Grojogan Sewu dalam lirik lagunya. Itu baru dua, lainnya you cari saja di internet.

Almarhum Mamiek Prakoso dan mbak Anindya Putri jelas sekali terhipnotis mesemnya Grojogan Sewu. Releasenya karya mereka tak lepas dari pesona maut yang memancar dari alam sekitar obyek tersebut. Mereka berdua terkintil-kintil eksotisnya. 

Gemericik air hingga suara deras yang menghantam bebatuan menciptakan suara alam melankolis. Serangga berloncatan diatas air yang bening, tarian kupu-kupu putih mengelilingi bebungaan sebelum mendarat cantik mengisap nectar. 

Monyet ekor panjang bergelantungan-teriak berloncatan-memamerkan kelincahan, beberapa diantaranya duduk di tangga batu dan besi pembatas  yang menghubungkan pintu loket menuju titik lokasi, mengamati lagak laku manusia-manusia yang haus akan hiburan.

"Mung banyu e di delok"(Hanya air saja dilihat), mungkin itu pikiran si monyet, "Menungso kuwi lucu. Adoh-adoh menyang kene jeprat-jepret terus diunggah neng medsos, pamer nek wes tau neng Grojogan Sewu. Dasar ndeso!"(Manusia itu lucu. Jauh-jauh datang kesini ceklak-ceklik lalu diunggah di medsos, pamer kalau pernah di Grojogan Sewu. Dasar nDeso!")

"Ooalaaah... munyuk elek! Senengane ngrasani menungso"(Ooalaaah... Monyet jelek! Sukanya ngerumpiin manusia)

"Munyuk dewe!"(kamu yang Monyet). Si monyet melarikan diri, meloncat menyambar dahan sambil menenteng hasil rampasan dari tangan pengunjung yang terlena. Korban hanya bisa tepekur, bengong. 

Peringatan, jagalah selalu barang anda jika ada segerombolan monyet, itu hanya taktik untuk mengelabui. Ada monyet lain bertugas menyambar barang bawaan anda. Sebenarnya, memberi makan pada monyet tidak dianjurkan. Itu stimulus, merangsang mereka agresif. Tapi ya gimana, menungso i kadang sak penak e dewe. Sudah ada anjuran, tapi dilanggar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun