Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Tour de Bromo, dari Solo ke Puncak Bromo

17 Mei 2018   14:08 Diperbarui: 17 Mei 2018   14:19 4589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika waktu menunjuk 05.26 wib dengan ditandai semburat putih cakrawala, mobilitas menyeruak. Tumpang arah selanjutnya. Pagi menyapa anak-anak manusia dengan sentuhan sang bayu. Aahh...nikmatnya hawa pagi...roda berputar mantap menggilas segalanya. Gerbang kota Tumpang terlampaui. Berarti Gubuk Klakah akan menyambut. Ritme mulai berdenyut. Kehidupan desa gunung  kian terasa. Ayo berpacu! Jalan mulai naik. Beberapa jeep terparkir didepan rumah. Terus menanjak susuri pedesaan. Kedamaian pagi tersirat jelas. Rombongan anak-anak berpakaian gamis mengapit kitab suci Al-Qur'an beriringan disisi jalan. Ternyata ada pesantren di desa ini.

"As-salamu'allaikum"

Sebelum menerobos wilayah hutan, sebuah jembatan kecil kami lewati. Genangan air tampak disisi sebelah kiri hampir ketengah. Aspal sudah tidak sempurna-mengelupas melahirkan serpihan kerikil tajam. Gerbang wisata Coban Pelangi yang sepi-letaknya disisi kanan-berhasil ditemui. Pepohonan menyesaki tanpa cahaya matahari. Serombongan penjelajah kami jumpai sedang mengambil moment-berfoto. Mereka menepi, memberi jalan.

Suprit masih sanggup mengarungi medan walau tertatih. Kabut menerpa kuat disegala penjuru angin. Dalam medan yang tidak kami hapali ada beberapa jalan hanya tampak aspal sedang kanan kiri ampak-ampak. Ini cukup mengkhawatirkan. Meleng sedikit bisa good bye. Tanjakan silent kian melelahkan. Tebing jurang menganga dimana-mana. Sisa material longsoran tampak teronggok di beberapa titik. Kewaspadaan distel pada tingkat tinggi. Aspal basah bercampur serpihan tanah aku lindas. Awas licin! Sebuah Jalur menantang-mampu mengoyak andrenalin. Gigi 1 hanya bisa aku pasang. Di belakang, CBR150  terseok-seok kelelahan. Beban berpengaruh pada performance. Truk dan jeep dengan santainya menjilati tanjakan pamer kekuatan.

Desa Ngadas membuka diri. Kabut makin beringas menampakkan kekuasaannya. Jarak pandang terbatas. Huufff....dingiin...bbrrr.....

Suprit aku hentikan karena kawanku belum kelihatan. Menunggu disebuah warung kelontong yang masih tutup. Apakah ini desa tertinggi di wilayah Malang? Kabut merajai daerah itu ditambah rintik air lepas tanpa peri. Samar-samar terlihat area perkebunan sayur. Beberapa penduduk telah memulai aktifitas ditandai dengan raungan motor  membawa karung, entah apa isinya.

foto pribadi
foto pribadi
Dua temanku terlihat. Dari balik kabut tebal nampak wajah Kelelahan Catur KR. Nafasnya kembang-kempis. Ia harus berjalan menanjak karena CBR 150 gagal melewati jalan Ngadas. Kalau sendirian bisa, tapi dinaiki berdua terpaksa melemparkan handuk putih: Menyerah!

Suprit dicoba untuk boncengan. Pelan-pelan mirip keong jalan. Terengah-engah juga. Bila tanda-tanda memble aku teriak,"Turun!". Jika sedikit landai aku bersuara," Ayo naik!". Begitu seterusnya.

Papan penunjuk Ranupane-Semeru dan arah Bromo dengan ujung panah terpotong menandai bahwa disitulah pintu loketnya. Umum menyebutnya Jemplang. Curahan hujan menggiring kami untuk berteduh di salah satu warung yang belum buka.

Para pelancong terlihat menyesaki beranda warung dan menghangatkan tubuh dengan cara tangan dipanggang diatas bara api. Lumayan menolong.

Dinginnya memang luar biasa. Mulut mengeluarkan asap putih mirip naga bersendawa.  

beberapa jeep hilir mudik berhenti dengan bermacam maksud. Ada yang menurunkan penumpang untuk sekedar buang air kecil. Sayangnya toiletnya digembok. "Huuuaaaa...ditahan bisa jadi akik, mbak!" Kalau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun