Mohon tunggu...
Sri Romdhoni Warta Kuncoro
Sri Romdhoni Warta Kuncoro Mohon Tunggu... Buruh - Pendoa

• Manusia Indonesia. • Penyuka bubur kacang ijo dengan santan kental serta roti bakar isi coklat kacang. • Gemar bersepeda dan naik motor menjelajahi lekuk bumi guna menikmati lukisan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Tour de Bromo, dari Solo ke Puncak Bromo

17 Mei 2018   14:08 Diperbarui: 17 Mei 2018   14:19 4589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai mengudap, perjalanan berlanjut. Jelajahi kota itu dengan semangat berisi. Hujan rintik tipis belum menghentikan roda-roda. Namun akhirnya tarikan gas dihentikan karena curah hujan kian tebal.

Digempur hujan memaksa kami berteduh di emperan sebuah ruko Didaerah Lowok Waru kota Malang-atau jalan SuHat(Sukarno Hatta). Tempat berteduhnya persis di Depan SPBU, ada penjual tahu bulat dengan merek dagang BAROKAH: "Tahu bulaat... digoreng. jaa...jaa..nan. limaratusan. anget angeeeet". Iramanya memprovokasi agar dibeli. Gaya marketing bertabur "kegenitan".

Senasib sepenanggungan. Ruko itu menjadi shelter bagi yang terdampak hujan. Mataku berkeliaran menyatroni pendar-pendar cahaya. Terlihat bangunan Hasannah Guest House, gedung Asia STMIK-STIE, gerai Markobar, gerai indomaret, warung HIK, dll.

Salah seorang anak muda yg berteduh kami ajak interaksi. Dari dia kami dapat info serta saran juga cerita.

Allah swt menurunkan hujan diwilayah itu bisa jadi sebagai cara menahan kami agar menikmati kota tersebut dengan cita rasa wa syukurillah. Tumpahan cairan langit menjadi-jadi. Pontang panting makhluk Tuhan mensiasati hempasannya. Berloncatan semua benda di permukaan. Bumi Malang kuyup berat. Perbincangan dengan anak muda yg kami sebut diatas tambah hangat. Dan tahu bulat masih bersuara genit,"anget.....angeeeettt". Repetisi, tak tahu kali keberapa. Provokasi akhirnya menjebol pertahanan Catur Kakang Ragil, dibelinya si tahu bulat. Dikunyah kunyah menempel lekat. Bener-bener; angeettt....

iseng aku melihat speedometer Suprit tercetak angka yg aku hitung terakumulasi menempuh jarak 272 km.

Hujan tidak surut malah menaik.  Aku menjauh, duduk pada kursi kayu panjang di emper ruko sebelah bersandar ke dinding. Bersedekap erat berusaha ciptakan kehangatan sendiri. Irama hujan mengantarku pada kenang kehidupan. Pikiran jumpalitan menorehkan bercak peristiwa. Sepelemparan batu, celoteh pengemudi ojek online menjadi cerita tersendiri diantara deras hujan. Mereka bersendau gurau antar sesama.

Lebih kurang 2 jam kami menyelami SuHat. Selama itu, Minum-mengudap-kongkow menjadi aktivitas membunuh jenuh.

Rintik menyudahi tugasnya dan kami melanjutkan perjalanan ke arah Tumpang. Jam di HP menunjuk pada pukul 22.32 wib.

Indahnya menikmati kegelapan langit sembari berkendara.

Kami tidak tahu daerah Tumpang itu kondisinya bagaimana, pokoknya jalan aja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun