Mohon tunggu...
Romario FiereynaldoBate
Romario FiereynaldoBate Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa/universitas sanata dharma yogyakarta

Sebagai mahasiswa bidang ekonomi, saya memiliki ketertarikan yang besar dalam memahami berbagai aspek ekonomi, mulai dari kebijakan publik, keuangan, hingga dinamika pasar global. Bagi saya, mempelajari ekonomi adalah tentang memahami bagaimana dunia bekerja dan bagaimana keputusan-keputusan ekonomi memengaruhi kehidupan sehari-hari. Semangat saya terletak pada keinginan untuk terus belajar dan menggali wawasan baru yang dapat membantu memecahkan masalah-masalah ekonomi di masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ekonomi Hijau di Tengah Tantangan Sumber Daya Alam NTT

29 November 2024   19:29 Diperbarui: 29 November 2024   19:29 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Nusa Tenggara Timur (NTT) kini mencuri perhatian sebagai daerah yang berpotensi besar dalam pengembangan ekonomi hijau. Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, NTT memiliki peluang untuk tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Namun, perjalanan menuju ekonomi hijau ini tidaklah mudah, tantangan besar juga menghampiri. Pengembangan ekonomi hijau di NTT dapat menciptakan lapangan kerja baru, memperbaiki infrastruktur, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Misalnya, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dapat meningkatkan hasil pertanian dan menjaga keanekaragaman hayati yang ada.


Pemanfaatan Energi

Salah satu peluang paling menonjol adalah pengembangan energi terbarukan. Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi energi terbarukan yang besar dan beragam, mulai dari energi surya hingga panas bumi. Tingginya intensitas sinar matahari, lebih dari 50% selama 8 jam setiap hari, membuka peluang pengembangan energi surya hingga mencapai potensi 2,5 GW, terutama di Pulau Sumba. Selain itu, dengan potensi panas bumi sebesar 629 MW yang tersebar di 24 lokasi, NTT bisa memanfaatkan sumber energi ini sebagai solusi berkelanjutan untuk mendukung kebutuhan energi setempat. Potensi energi lainnya seperti bioenergi, minihidro, mikrohidro, dan energi laut juga berperan penting dalam mencapai bauran energi terbarukan di wilayah ini.

Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Selain itu, praktik pertanian berkelanjutan juga menawarkan peluang signifikan. Konsep pertanian organik dan agroforestry tidak hanya membantu meningkatkan produktivitas tanah, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian ekosistem. Dengan mengadopsi metode ini, petani di NTT dapat memperoleh hasil yang lebih baik tanpa merusak kualitas tanah dan sumber daya alam. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2021 di desa Ekateta, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, kelompok tani hutan Nekamese menerapkan sistem agroforestry dengan pola Agrosilvopastura. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem ini memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan petani, dengan total pendapatan dari agroforestry mencapai IDR 135.185.000 per tahun, yang berkontribusi 81,35% terhadap total pendapatan mereka.

Tantangan

Namun, di balik semua potensi ini, terdapat tantangan yang tidak bisa diabaikan. Keterbatasan infrastruktur, terutama dalam hal jaringan listrik dan transportasi, menjadi salah satu penghalang utama. Tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, implementasi proyek ekonomi hijau akan sulit dilakukan. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya ekonomi hijau juga merupakan tantangan serius. Banyak orang di NTT belum memahami manfaat yang bisa didapat dari praktik berkelanjutan. Oleh karena itu, edukasi dan penyuluhan menjadi sangat penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya ini.

Pendekatan Holistik

NTT sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, dengan perubahan cuaca ekstrem dan kenaikan suhu laut yang mengancam ketahanan sumber daya alam dan keberlanjutan ekonomi. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan holistik yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam merancang strategi yang efektif, termasuk edukasi tentang ekonomi hijau, pengembangan infrastruktur ramah lingkungan, dan upaya mitigasi perubahan iklim. Dengan langkah-langkah yang tepat, NTT dapat mencapai tujuan keberlanjutan dan menjadi contoh dalam pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana, menjadikan ekonomi hijau sebagai kebutuhan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun