Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara lahir dan tumbuh sebagai anak kampung di Rajawawo, Kec.Nangapanda, Ende-Flores, NTT. Kini, menetap di kampung sebagai seorang petani, sambil menganggit kisah-kisah yang tercecer. Kunjungi juga, floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ende Flores, Kota Haus Hiburan

15 Oktober 2016   14:27 Diperbarui: 16 Oktober 2016   11:22 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konser Band Nidji di Ende, Mei 2016 lalu. Foto: Istimewa

Warga Kota Ende, Flores, NTT sungguh haus hiburan. Hal ini jelas terlihat dalam berbagai event hiburan yang disajikan oleh lembaga pemerintah maupun swasta, dan didukung oleh berbagai sponsor.

Di tahun 2016 ini saja, konser Band Nidji pada 21 Mei yang lalu di Lapangan Mako Brimob Kompi B itu sukses besar. Gelar konser yang bertajuk ‘Suryanation Bangkit untuk Satu’ itu mampu ‘memanggil’ semua warga Kota Ende keluar rumah. Tua-muda, besar-kecil memenuhi lapangan di Jalan Gatot Soebroto, Km 4 itu. Sebab, selama ini warga Ende dan sekitarnya hanya menonton aksi sang vokalis Giring kariting lewat layar kaca. Giring Nidji pun mengakui, selama berkarya di pentas musik nasional baru sekali (malam itu) tampil di hadapan ribuan warga Kota Ende.

Penonton kompak ketika sang vokalis mengajak bernyanyi bersama ‘Laskar Pelangi’, soudtrack film Laskar Pelangi, yang sangat menginspirasi itu. Kesan tekuat, meski mengambil latar di Pulau Belitung, film ini mirip potret gedung dan fasilitas sekolah di Flores kini. Makanya, menyanyikan lagu ‘Laskar Pelangi’ bersama penyanyi aslinya sangat menyentuh. Beberapa lagu hits seperti ‘Hapus Aku’ membuat penonton ikut melompat-lompat, meniru aksi kocak Giring.

Penampilan Fadly, vokalis Musikimia di Ende. Foto: Tribunnews.com
Penampilan Fadly, vokalis Musikimia di Ende. Foto: Tribunnews.com
Malam itu, hadir pula vokalis Padi yang datang dengan bendera Musikimia. Suara merdu Fadli membuat penonton terbuai ketika melantunkan ‘Kasih Tak Sampai’. Sepasang kekasih yang berdiri di samping saya terhanyut rasa, mereka bernyanyi, saling menatap, saling menggenggam kuat tangan, tanpa mau terlepas, seolah ingin membisikkan, “Biarlah sinar matamu tetap menyinari alam ini, agar menjadi saksi cinta kita, berdua. Dan belum, belum terlambat ‘tuk jangan akhiri kisah cinta ini. Sebab tak mungkin relakan perpisahan itu terjadi”.

Setelah gelar konser Musikimia dan Nidji, baru tadi (14/10) malam warga Kota Ende kembali dihibur oleh grup musik papan atas. Beberapa artis pendukung dan terkenal seperti Igor Saykoji dan artis fenomenal Mario G. Klau.

Istimewa
Istimewa
Igor Saykoji dalam konser bertema Gerakan Cinta Rupiah, yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) dan Bank NTT ini mampu menggetarkan lapangan Pancasila. Beberapa lagu-lagu Saykoji dibawakan khas rap dan hip-hop, dengan dentuman bass yang ‘menumbuk’. Seperti lagu ‘So What Gitu Loh’, ‘Jomblo’ dan ‘Online’, menjadi kesukaan penonton dari kalangan kaum muda dan remaja malam tadi.

Igor Saykoji. Foto: Tempo.co
Igor Saykoji. Foto: Tempo.co
Dan tibalah giliran artis fenomenal dan kebanggaan NTT. Penonton histeris berteriak “Mario..., Mario..., Mario...”. Suara merdu sang juara ajang The Voice Indonesia 2016 merenyah di telinga. Mengandalkan vokal bersih dan kuat membuat penonton terpana. Lapangan Pancasila semakin padat dan merayap. Penuh sesak. Ini penampilan Mario G. Klau yang pertama di tanah Danau Kelimutu sejak kemenangannya dalam ajang pencarian bakat sebuah stasiun televisi swasta.

Mario G Klau The Voice Indonesia 2016 disambut ribuan fans di Ende. Foto: Roman Rendusara
Mario G Klau The Voice Indonesia 2016 disambut ribuan fans di Ende. Foto: Roman Rendusara
Malam tadi, pemuda Kupang pencinta musik Pop dan R & B itu merajut kembali rasa kebersamaan – sekaligus mengisahkan suksesnya di ajang The Voice Indonesia berkat kekompakan warga NTT. Dalam lagu 'Malaikat', Mario seakan mengatakan, “Mata dan senyum warga Ende menguatkan jiwanya, suara dan wajah terus memanggilnya. Ia yakin, malaikat di sampingnya yang terus membisikkan, untuk terus bersama kita”. Sorak penonton kembali histeris dan melengking mendengar lirik, “...ku cinta kau, ku cinta kau” dalam lagu itu.

Lagu 'Mogi Fu Kugu' berbahasa rumpu-rampe: Inggris, Indonesia dan Nagekeo menjadi magnet penampilan Mario. Lagu ini sudah lama dinyanyikan oleh penyanyi dan pencipta aslinya, Ivan Nestorman. Namun di tangan Mario G Klau terkesan lebih populer hingga ke pelosok kampung di Flores. Sempat muncul protes, karena sebagaimana diposting di beberapa media sosial, lagu ini asli dari tanah Timor dan dibumbui beberapa syair yang diganti. Apa pun itu, Mario telah membungkam rasa warga Kota Ende yang rindu menantinya.

Penonton yang memadati lapangan Pancasila, Ende. Foto: Roman Rendusara
Penonton yang memadati lapangan Pancasila, Ende. Foto: Roman Rendusara
Bupati Ende Marsel Petu sempat berkolabora dengan Mario. Riuh tepuk tangan saat “..lalu mau apa lagi/Kalau kita sudah tak saling mengerti/Sampai kapan bertahan seperti ini/Dua hati bercampur emosi” – dengan suara yang berat dan menggetar.

Semuanya, saya yakin warga Kota Ende yang menonton tadi malam pulang dengan puas hati. Seraya berdoa dalam hati, semoga Kota Ende terus dan terus dihibur oleh artis papan atas lainnya. Selamat datang artis top yang lain. Dijamin, warga Ende ‘ta poa’ (tumpah-ruah), sebab warga Kota Ende haus hiburan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun