Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara lahir dan tumbuh sebagai anak kampung di Rajawawo, Kec.Nangapanda, Ende-Flores, NTT. Kini, menetap di kampung sebagai seorang petani, sambil menganggit kisah-kisah yang tercecer. Kunjungi juga, floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Musim Kemarau, Musim Membakar Padang di NTT

2 September 2021   19:50 Diperbarui: 3 September 2021   16:30 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebakaran padang savana di Nagekeo, NTT. Foto: Ignas Kunda/Instagram

Sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah padang savana. Ekosistem khas wilayah bercurah hujan rendah ini mayoritas di Pulau Timor dan Pulau Sumba (Sumba Timur). 

Di Pulau Flores padang savana terbentang luas di wilayah Kabupaten Nagekeo, sebelah Utara Ngada, dan wilayah Utara Ende.

Ekosistem padang savana didominasi oleh rumput, semak, alang-alang, dan pepohonan yang berjarak-jarak. Di padang savana wilayah Nagekeo, misalnya, masih ditemukan pohon palem dan akasia. 

Hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba memanfaatkan rerumputan padang savana yang hijau ketika musim hujan.

Di NTT, musim kemarau adalah saat yang tepat untuk membakar padang savana. Rumput-rumput dan semak yang menguning, memudahkan api dengan cepat membakarnya. 

Alang-alang mudah terbakar. Ditambah tiupan angin yang kencang, api semakin merambat. Hingga seluruh padang kering hangus dilalap api.

Kondisi padang setelah dibakar. Foto: Ignas Kunda/Instagram
Kondisi padang setelah dibakar. Foto: Ignas Kunda/Instagram

Perilaku masyarakat membakar padang savana ini tidak dilarang. Semacam dibiarkan. Sebab para peternak beralasan, supaya ketika musim hujan tiba rumput-rumput dapat tumbuh segar dan hijau. 

Ternak sapi, kambing, dan domba dapat memperoleh kembali pasokan makanan. Beginilah seterusnya dan berulang setiap musim kemarau tiba.

Menurut Shawn, dalam Riwu Kaho (1994) menyatakan, melalui pembakaran dapat menyebabkan rangsangan untuk mencapai tingkat perkecambahan yang lebih tinggi pada tanaman themeda triandra. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun