Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara lahir dan tumbuh sebagai anak kampung di Rajawawo, Kec.Nangapanda, Ende-Flores, NTT. Kini, menetap di kampung sebagai seorang petani, sambil menganggit kisah-kisah yang tercecer. Kunjungi juga, floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Radikalisme Bukan Terorisme

1 April 2021   12:03 Diperbarui: 1 April 2021   14:27 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi. Sumber: pixabay.com

Presiden Joko Widodo pernah menyangkal penggunaan istilah radikalisme. Hal ini terkait upaya pencegahan terorisme di Indonesia. Ia melontarkan istilah lain, "manipulator agama". Namun, istilah ini aneh, makanya tidak dipungut media sebagai wahana literasi.

Perlu Radikalisme dalam Beragama

Akhirnya, saya pikir, radikalisme tidak pernah “berintim” dengan terorisme. Sungguh jauh panggang dari apinya. Akar radikalisme adalah kebenaran dalam cahaya rasional dan iman. Ia memunculkan reformasi. Radikalisme bermuara kebaikan bersama. Makanya, kaum radikalis berakrab dengan kaum reformis. Menurut saya, radikalisme agama sangat penting sebagai penjaga marwah dogma dan ajaran, bila dalam praktek beragama cenderung "mengangkang" dari sumber/akar sehakikatnya. 

Di lain sisi, akar teroris adalah anutan ideologi yang menyimpang. Ia kejahatan, bukan agama. Sebab, agama pada “akarnya” adalah nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan bagi semesta.

Kiranya, wacana kata "radikalis" dan "teroris" diluruskan ulang demi pencegahan dan penyelesaian aksi terorisme yang terus terjadi. Sebab, catutan kata yang belum tepat justru kian sulit untuk mengurai benang kusut aksi keji ini. Solusi-solusi arif nan cerdas kian tertemukan dengan wacana kata yang tepat dan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun