Mohon tunggu...
Roman Rendusara
Roman Rendusara Mohon Tunggu... Petani - Memaknai yang Tercecer

Roman Rendusara lahir dan tumbuh sebagai anak kampung di Rajawawo, Kec.Nangapanda, Ende-Flores, NTT. Kini, menetap di kampung sebagai seorang petani, sambil menganggit kisah-kisah yang tercecer. Kunjungi juga, floreside.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Investasi Irasional dan Gejala "Overthinking"

24 Maret 2021   15:25 Diperbarui: 24 Maret 2021   15:40 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com

Beberapa hari belakangan ini, kota Ende gempar dengan berita investasi. Sampai-sampai masuk berita TV nasional. Lantaran terjadi gagal bayar hak nasabahnya. Sebagaimana dikatakan direktur lembaga investasi tersebut, lembaganya memiliki nasabah 5.000 lebih orang. Dua ribu nasabah belum dipenuhi hak-haknya, dengan total sebesar Rp 9 milyar.

Adalah PT Asia Dinasti Sejahtera (PT ADS), lembaga investasi itu. Oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kegiatan usaha PT ADS dihentikan sementara sejak 1 Maret 2021. Menurut Ketua OJK Togam Tobing, PT ADS melanggar Undang-undang Perbankan No 46. Maka, diminta kepada Pihak PT ADS agar segera mengembalikan dana-dana yang dihimpun kepada nasabahnya.

Lebih lanjut, Togam mengatakan, usaha jasa keuangan yang dilakukan oleh PT ADS adalah kegiatan money game. Ciri-ciri kegiatan money game adalah tidak memiliki produk utama, bonus aktif diperoleh dari perekrutan (member get member), bonus pasif diperoleh berdasarkan persentase nilai investasi yang ditanamkan, dan keuntungan tidak wajar (bunga 1 minggu 10 persen).

Di tengah kesulitan hidup akibat pandemi, muncul berbagai tawaran investasi yang menggiurkan. Kadang keuntungannya tidak masuk akal. Dikenakan bunga deposito yang sangat besar, 10-20 persen per minggu. Berarti, per bulan bisa 40 persen. Setiap minggu berjibun nasabah mengatre untuk mengambil bunga. Sungguh menguntungkan.

Sementara, lembaga keuangan lain, seperti Bank masih sangat kecil. Data Laporan Harian Bank Umum (LHBU) per 19 Maret 2021, bunga deposito tertinggi itu 4,88 persen dengan tenor 1 bulan. Pada deposito dengan tenor 3 bulan, Bank Mayora hanya menawarkan 4,5 persen. Sekitar 1,5 persen per bulan. Terendah Bank ANZ Indonesia hanya menawarkan 1,50 persen untuk tenor 1 bulan, dan mematok 1,13 persen untuk 12 bulan.

Namun, alangkah ajaibnya, investasi irasional (tidak masuk akal) ini mampu menghimpun ribuan nasabah, meski baru seusia jagung. Orang berlomba-lomba mendaftar berkat iklan keuntungan yang fantastik, dalam kurun waktu cepat. Dalam hitungan bulan, pertumbuhan nasabah melonjak.

Hal ini mengalahkan tingkat pertumbuhan lembaga keuangan yang sudah lama. Seperti koperasi simpan pinjam (KSP) dan Unit Bersama Simpan Pinjam (UBSP), perlu berkeringat peluh mendapat 10 persen. Sosialisasi dan pendidikan yang terus-menerus, ditambah pembaharuan produk tetap belum mendongkrak minat anggota/nasabah.

Gempuran pandemi turut menyuburkan praktek investasi irasional. Ketika orang berada dalam situasi kesulitan ekonomi, langkah pertama yang diambil adalah menemukan solusi. Solusi yang tepat selalu berasal dari orang yang tepat. Informasi dan rekomendasi terbaik dari orang yang tepat sangat penting.

Namun tidak semua hal menemukan solusi tepat. Kadang tidak mendapatkan hasil yang baik dengan cara cepat. Seseorang terus memikirkan hasil daripada proses yang sedang dikerjakan. Ini menyebabkan ia berpikir tanpa henti. Gejala ini disebut "overthinking".

"Overthinking", dari kata kerja overthink, yakni berpikir terlalu banyak tentang sesuatu hal. Ia meluangkan banyak waktu untuk memikirkan dan menganalisis sesuatu.

Fenomena investasi irasional (bodong) bisa jadi 'berteman' (berkorelasi) baik dengan gejala gangguan "overthinking". Sebagian orang terobsesi dengan status kaya, dengan banyak uang, dan banyak harta. Namun, sedapat mungkin diperoleh sesegera mungkin. Ingin punya harta (aset) melimpah, tapi mengabaikan kerja keras. Ingin memperoleh passive income namun mengabaikan 2 L (legal dan logis).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun