Suatu ketika, seorang biarawan Trappist datang ke sekolah dan mempromosikan kepada anak laki-laki untuk menjadi calon imam. Sepulang sekolah, Joey langsung menceritakan kepada sang ibu. Ibunya berkata, 'Joey masih terlalu muda untuk membuat keputusan itu'.
Joe "Impedimenta"
Di sekolah Saint Helena terjadi insiden kecil. Ketika Joey sangat serius mengatasi masalah gagapnya, seorang biarawati bernama Walter Raleigh menyela, memintanya untuk mengulang satu kata. Joey mulai gagap. Sang guru mengejeknya dengan gagap, "Mr Bu bu bu Biden". Joe marah besar. Dia bangkit dari mejanya, dan berjalan keluar kelas, melewati biarawati itu.
Ibunda Joey, Jean Finnagen Biden sangat marah ketika mendengar cerita sang anak diejek. Ia bergegas menuju sekolah Saint Helena. Ia langsung menghadap kepala sekolah. Ia meminta, agar biarawati yang bersalah itu dipanggil. Biarawati itu pun mengakui bersalah, dia telah mengejek Joey gagap.
Ibunda yang biasanya sangat pemalu dan sangat menghormati gereja memperingatkan biarawati itu, jika hal itu terulang maka dia akan merobek kerudung sang biarawati itu.
Salah satu teman Joey di sekolah Saint Helena adalah Tom Lewis. Ia seorang teman bermain sepak bola yang baik. Teman belajar yang kompetitif, sekaligus teman berbagi kebahagian-kebahagian kecil yang saling menghormati. Dalam pergaulan, teman-temannya tidak pernah mengejek atau memanfaatkan cacat verbal Joey sebagai bahan olokan.
Setelah tamat dari sekolah Saint Helena, Joey terus menaruh harapan untuk bisa dididik di sekolah AA. Sang ayah mempertimbangkan kemampuan membayar uang sekolah yang mahal. Namun, secara diam-diam, Joey mendaftarkan diri di sekolah bermotto: Pietate et Scientia (Latin: kesalehan dan kebijaksanaan) itu. Berbicara di depan umum menjadi persyaratan mutlak, tetapi Joey diistimewakan.
Teman-teman di AA memanggilnya Joe "impedimenta"- sebuah kata Latin, berarti gagap. Sapaan itu membawa Joey menjadi lebih kuat dan tekun berusaha agar menghilangkan gagapnya. Ia melatih, melafalkan kata demi kata di depan cermin. Ia melihat ekspresi gagap dan berusaha mengendalikannya.
Ia teringat, pamannya Boo-Boo juga seorang gagap namun berhasil berbicara dengan fasih. Di depan cermin, ia bersumpah kelak sepeti sang paman dan perlahan niat itu terwujud.
Lagi, Bercita-cita ke Jalan Imamat
Di AA, Joey memikirkan kembali tentang jalan imamat, sebuah cita-cita menjadi Pastor Katolik. Sahabatnya, Tom Lewis mengatakan, Joey adalah pria yang berhati mulia. Katanya, dia ingin memakai jubah. Tetapi kepala sekolah di AA, Pastor Justin Duny sudah melihat masa depan yang terbaik bagi Joey, bukan di jalan imamat.