Kemudian pasangan Cagub dan Cawagub Eston Foenay dan Chris Rotok yang telah mendapat dukungan Partai Gerindra dan PAN bisa saja mengajak Pak Prabowo Subianto ke NTT, dengan menunggang kuda Sumba menyelusuri setiap lekukan tanah Flobamora, dari tanah Timor ke Pulau Sumba, masuk Labuan Bajo hingga Larantuka, dan berakhir di Lembata dengan makan jagung titi.
Inilah fakta, politik kita sedang jauh dari mempromosikan kualitas diri. Politik telah hengkang dari mempresentasikan seluruh prestasi yang sudah kita berikan kepada masyarakat. Politik yang dibangun, tidak lagi mengandalkan kerja nyata. Tidak didominasi dengan keberhasilan dan kerja keras. Politik kita lebih mengutamakan kekuatan citra, ketimbang kekuatan (potensi) riil diri.
Dunia politik yang didominasi kekuatan citra seperti ini disebut Jean Baudrillard dalam In the Shadow of the Silent Majorities (1981) sebagai dunia politik patafisika (pataphysics), di mana menampilkan kelemahan diri di balik topeng sosok lain sebagai "mesin pencitraan", bukan potensi diri dan kekuatan kerja nyata yang telah dirasakan masyarakat. Politik seperti ini adalah sandiwara, manipulatif, seduksi dan ilusi.
Nah, mari kita berpolitik yang jujur, apa adanya dengan kerja nyata kita, bukan kerja nyata orang lain.