Mohon tunggu...
Rolas Tri Ganda
Rolas Tri Ganda Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Alumni SDN Jaka Setia 2 Kota Bekasi (2000-2006), Alumni SMP Negeri 9 Kota Bekasi (2006-2009), Alumni SMK Malidar {Multimedia} (2009-2012). Saat ini aku mengenyam Kuliah di Kampus Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Lenteng Agung Jakarta {Jurusan Ilmu Jurnalistik} (sejak 2012 - sekarang). Aktif di UKM {Unit Kegiatan Mahasiswa} PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) LLC IISIP Jakarta serta menjadi Reporter "MIKA" (Buletin PMK LLC IISIP) 2012-2014. Hobi Menulis, Cinema Traveller, serta Menonton Film di Bioskop.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Peta Kekuatan di FIFA Berubah

28 Mei 2015   21:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:29 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas Hotel Baur Au Lac Zurich, Swiss menutup 9 pejabat tinggi FIFA yang terlibat kasus korupsi dengan kain putih untuk menghindari kamera pewarta. FIFA dilanda skandal mega korupsi besar yang berlangsung selama lebih dari 20 tahun yang merugikan sebesar US$ 100 juta serta pencucian uang hak siar. (AP Photo/Rob Harris)

[caption id="" align="aligncenter" width="460" caption="Petugas Hotel Baur Au Lac Zurich, Swiss menutup 9 pejabat tinggi FIFA yang terlibat kasus korupsi dengan kain putih untuk menghindari kamera pewarta. FIFA dilanda skandal mega korupsi besar yang berlangsung selama lebih dari 20 tahun yang merugikan sebesar US$ 100 juta serta pencucian uang hak siar. (AP Photo/Rob Harris)"][/caption] ZURICH, KOMPASIANA - Pasca penangkapan 9 pejabat tinggi FIFA (termasuk Wakil Presiden FIFA) dan 5 orang petinggi lainnya di Baur Au Lac, Zurich, Swiss pada Rabu (27/5) kemarin. Peta kekuatan menjelang Pemilihan Presiden FIFA yang akan berlangsung Jumat (29/5) besok mulai berubah. Presiden UEFA Michel Platini dalam konferensi Pers Kamis (28/5) sore waktu setempat menyatakan mengalihkan dukungan seluruh anggota UEFA kepada kandidat Presiden FIFA pesaing Sepp Blatter, Pangeran Ali Bin Al - Husein. "Kami mengalihkan dukungan kepada Pangeran Ali untuk sepakbola yang bersih. Kami tidak ingin dia (Blatter) menguasai FIFA lagi," ujarnya kepada wartawan di Zurich pada Kamis (28/5). [caption id="" align="aligncenter" width="580" caption="Biro Intelijen Federal (FBI) membawa kotak dokumen dari kantor CONCACAF di Miami, Amerika Serikat pada Rabu (27/5) pasca ditangkapnya petinggi FIFA yang terlibat kasus korupsi besar. (Reuters/Javier Galeano)"]

Biro Intelijen Federal (FBI) membawa kotak dokumen dari kantor CONCACAF di Miami, Amerika Serikat pada Rabu (27/5) pasca ditangkapnya petinggi FIFA yang terlibat kasus korupsi besar. (Reuters/Javier Galeano)
Biro Intelijen Federal (FBI) membawa kotak dokumen dari kantor CONCACAF di Miami, Amerika Serikat pada Rabu (27/5) pasca ditangkapnya petinggi FIFA yang terlibat kasus korupsi besar. (Reuters/Javier Galeano)
[/caption] Di saat yang bersamaan pula, seluruh masyarakat penggemar sepakbola dunia menginginkan perubahan besar di FIFA pasca kejadian yang sangat memalukan. Mulai dari Presiden asosiasi sepakbola, perdana menteri hingga sebagian besar pemimpin negara mendesak adanya revolusi besar - besaran di tubuh FIFA untuk terciptanya sepakbola yang bersih. Namun, seluruh anggota AFC (termasuk PSSI) malah mendukung Sepp Blatter terpilih lagi. Apalagi, dikaitkan dengan pembekuan PSSI oleh Kemenpora RI. Ini adalah momentum Kita sebagai Bangsa harus membersihkan PSSI dari mafia sepakbola yang kambuh. (Reuters/AP/Rolas Tri Ganda)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun