Mohon tunggu...
Rolando Agustian
Rolando Agustian Mohon Tunggu... -

Seorang dokter muda yang hobi beropini dan berakrobat dengan kata dan aksara

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Brigadir Petrus, Skizofrenia atau Pura-pura?

29 Februari 2016   12:44 Diperbarui: 29 Februari 2016   18:53 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Delusi yang dialami oleh seorang pelaku malingering juga sering diungkapkan sebagai delusi yang muncul secara tiba-tiba. Sedangkan pada penderita skizofrenia, delusi tersebut cenderung kompleks sehingga butuh waktu yang lama untuk membangun delusi yang sedemikian kuatnya.

Mendeteksi Skizofrenia dan Gangguan Kejiwaan Lain

Kasus mutilasi yang diduga disebabkan oleh gangguan kejiwaan ini menimbulkan sebuah pertanyaan besar: bagaimana bisa gangguan ini terlewatkan pada saat pemeriksaan kesehatan sebagai syarat masuk kepolisian? Sebagai informasi awal, tes kesehatan kepolisian mencakup beberapa tahap, yaitu pemeriksaan luar (tanda vital, THT, kulit kelamin dll); pemeriksaan laboratorium, EKG, dan pencitraan (ronsen dll.); serta pemeriksaan gangguan jiwa atau psikiatri. Tes gangguan jiwa dan psikiatri hanya dilakukan lewat kuesioner 600 soal, yang memiliki kemungkinan, walaupun kecil, untuk dipalsukan hasilnya oleh seseorang yang pada saat itu mengidap gangguan jiwa yang tidak terlalu berat, misalnya sedang dalam fase laten atau residual dari penyakit skizofrenia.

“Kecolongan” ini juga menimbulkan keraguan pada masyarakat akan proses seleksi penerimaan calon polisi baru. Desas-desus yang selama ini berembus, mengenai banyak calon polisi baru yang masuknya lewat “jalur belakang” makin kencang terdengar setelah kasus Brigadir Petrus ini muncul di media. Sebenarnya kasus gangguan kejiwaan ini bukanlah yang pertama kali timbul di tubuh kepolisian. Sebelum kasus mutilasi sudah ada serentetan kasus lainnya seperti polisi yang menyiksa tahanan, membunuh sesama polisi, pacar atau istri, dan yang sempat fenomenal adalah polisi dan depresi lalu bunuh diri akibat putus hubungan dengan pacar.

Ini menjadi teguran keras bagi Polri, untuk kembali memperketat tes saringan masuk bagi calon polisi baru, terutama di sektor tes kesehatan, serta melakukan tes kesehatan komprehensif secara berkala bagi para polisi yang sudah ada, mengingat gangguan kejiwaan sangat rentan dipicu oleh beban kerja dan stres hebat yang memang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup seorang polisi. 

-Rolando Agustian Halim, Dokter Muda di Fakultas Kedokteran Unviersitas Sriwijaya / Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Moehammad Hoesin-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun