Mohon tunggu...
Roko Patria Jati
Roko Patria Jati Mohon Tunggu... Dosen - A Scholar Forever

A teacher plus scholar forever...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

SBY Tidak Penting, Yang Penting Allah

25 Juni 2012   06:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:34 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13406048721941916785

[caption id="attachment_196946" align="aligncenter" width="292" caption="Sisi Lain Panggung Cak Nun (Dok. Pribadi)"][/caption] Bila istilah "Dekonstruksi" pemikiran terasa sulit untuk dipahami umum, maka setidaknya penjabaran dari Cak Nun (Emha) ini bisa membantu membumikannya. Pemimpin tidak penting, Yang Penting Allah Lurah tidak penting, yg penting Allah. Camat tidak penting, yg penting Allah. Walikota tidak penting, yg penting Allah. Gubernur tidak penting, yg penting Allah. Bahkan, SBY tidak penting, yg penting Allah. Atau ketika saat ini SBY kurang populer ketimbang Cagub DKI, maka semua calon menjadi tidak penting, termasuk Foke, Jokowi, dsb. Indonesia tidak penting, Yang Penting Allah

"Indonesia (atau institusi apapun, pen) ini tidak penting, wong tidak ada Indonesia juga tidak apa-apa", kata Cak Nun yang mengandung maksud bahwa tanpa Indonesia pun kita masih bisa hidup dan masih bermasyarakat, serta yang terpenting adalah berhubungan dengan Tuhan.

Dengan demikian, apapun institusinya, sekolah, yayasan, perusahaan, kantor, rt-rw, partai politik, sampai pada negara pun menjadi tidak penting karena Tuhan-lah yang penting. Nanti manusia tidak akan ditanya tentang seberapa besar andilnya dalam negara, tetapi bagaimana dia bisa membawa dan menyelamatkan diri, keluarga, dan masyarakat disekitarnya, itu saja. Tidak ada gunanya "bakar diri" di depan Cikeas sekalipun, karena bila Tuhan belum menghendaki Indonesia berubah ya tidak akan berubah. Korupsi dan KPK tidak penting, Yg Penting Allah Orang sekarang dipusingkan dengan isu korupsi, seakan-akan dia akan mati dan tidak bisa makan dengan merajalelanya korupsi. Padahal, sampaipun seluruh orang di dunia ini korupsi namun Tuhan tidak mengijinkan satu pun makhluk yang mati kelaparan karena korupsi, maka hal itu mustahil terjadi. Begitu juga KPK yang diagung-agungkan banyak orang, tidak akan bisa berbuat banyak dalam pemberantasan korupsi bila tidak dikehendaki oleh Sang Pencipta.

"Kasus korupsi yang dilaporkan di KPK itu cuma 30% saja, banyak lagi yang tidak dilaporkan, tidak dikategorikan (padahal nyata korupsi), atau korupsi yang sudah "lulus" (korupsi masa lalu yg tdk diungkit lagi)", kata Cak Nun.

Agama tidak penting, Yg Penting Allah Tidak perlu merasa diri paling benar dan paling agamis, karena agama itu sendiri tidak penting, yang penting Allah. Yang terjadi sekarang, orang atau lembaga merasa dirinya paling beragama sedunia sementara yang lain salah, tidak mengerti agama, dan bahkan tidak berhak hidup. Pandangan merasa benar sendiri seperti ini suatu saat akan menjadi boomerang manakala hanya politis belaka serta tidak berangkat dari dasar (hujjah) keilmuan yang kuat. Surga itu tidak penting, Yg Penting Allah

"Surga itu tidak penting, jadi jangan pernah kepengen untuk masuk surga, wong saya sudah pernah kesana. Setelah nginep berhari-hari, penjaga pintu surga penasaran dan memberanikan diri menegur: Sudah kamu pulang sana, percuma kamu nunggu disini, kalo belum dikehendaki Tuhan untuk masuk, ya impossible", kurang lebih begitu seloroh Cak Nun, gambaran untuk memudahkan pemahaman masyarakat saja. (Cak Nun blm pernah ke surga, pen).

Sedikit cerita tambahan, konon kata Cak Nun ada 2 (dua) orang penghuni neraka yang berkesempatan dipanggil oleh Tuhan dan dilakukan wawancara. Tuhan bertanya kenapa kamu berdua masuk neraka, si A menjawab lantaran dia tidak pernah sama sekali patuh pada perintah Tuhan, tidak pernah ibadah sama sekali. Beralih pada si B, dia menjawab lantaran dia selalu saja tidak pernah absen dari berbuat maksiat. Kepada keduanya, Tuhan langsung memerintahkan mereka untuk kembali ke neraka. Si A langsung dengan secepat kilat menuju neraka, adapun Si B nampak bingung-bingung. Sebentar-sebentar, kata Tuhan menyela, si A kenapa kamu langsung ngacir, dan si B kenapa kamu bingung-bingung. Si A menjawab karena di dunia saya tidak pernah taat, maka biarlah sekali ini saja saya taat pada-Mu. Si B bilang karena saya meragukan perintahMu, masak iya Tuhan memerintahkan kembali ke neraka, karena aku berprasangka baik padaMu ya Tuhan. Apa benar kalian melakukan itu semua karenaku, kata Tuhan. Mereka kompak mengangguk membenarkan. Baiklah, kalian berdua sekarang pergi dan masuklah ke surga-Ku. Dengan demikian, surga dan neraka menjadi tidak penting, yang penting adalah adanya kerelaan Tuhan untuk hamba-Nya bisa memasuki surga-Nya. Pertanyaan, sudahkah Tuhan rela akan hal itu? Pengajian ini tidak penting, Yg Penting Allah Pengajian atau forum apapun namanya tidaklah penting. Janganlah tertipu dengan alat atau sarana, karena  bukan menjadi yang utama. Cak Nun menegaskan bahwa Pengajian yang diselenggarakan secara akbar di lapangan malam itupun menjadi tidak penting manakala tidak ada kehadiran Allah di dalamnya. Cak Nun tidak penting, Yg Penting Allah Jangan pula tertipu dengan saya (Cak Nun, pen). Saya ini tidak penting, yang penting Allah. Jangan Anda tertipu dengan saya, jangan memfavoritkan saya, jangan menjadi fans saya, pokoknya yang menitikberatkan pada saya, karena Anda akan teralihkan dan tergeserkan dari tujuan utama seorang manusia dalam mendekat pada Tuhannya. REKONSTRUKSI pasca DEKONSTRUKSI Baru setelah semua pemikiran di-Dekonstruksi dengan cara yang seperti itu, dilakukanlah upaya Rekonstruksi (pembangunan kembali). Manakala semua sudah benar-benar rendah dan tiada (nafi) dan La Ilaha Illa Allah benar-benar merasuk dalam setiap pemikiran (persepsi) dan gerakan, saat itulah semua kembali ditata, dikelola, dan dibangun sedemikian rupa sebagaimana mestinya. Dengan demikian manusia menjadi lebih independen, bebas dan merdeka dalam menempatkan sesuatu pada tempatnya (beradab) dan siap untuk membangun sebuah Peradaban Baru dengan lebih bersemangat. Catatan: Tulisan ini adalah sebuah rintisan untuk "Pemikiran Baru untuk Peradaban Baru".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun