Mohon tunggu...
Roko Patria Jati
Roko Patria Jati Mohon Tunggu... Dosen - A Scholar Forever

A teacher plus scholar forever...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buang Najwa Shihab!

25 Mei 2012   15:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:47 5168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak salah sebenarnya ketika Najwa Shihab (Metro TV) dan Abraham Samad (KPK) merasa "kebakaran jenggot" atas pencatutan statemennya di situs Jakartabaru.co. Bukan karena apa-apa, ini masalah profesi bung. Walau mungkin keduanya memang bersimpati kepada sosok Joko Widodo (Jokowi), namun profesi mengatakan bahwa keduanya harus bersikap netral. Ya itu tadi, ini soal profesi, karena kalau tidak segera diselesaikan, bisa-bisa mereka berdua yang akan bermasalah di institusinya masing-masing, bisa dipecat.

Sekadar info terupdate, saat tulisan ini dipublish, pernyataan keduanya telah resmi dibuang dari situs Jakartabaru.co. Yah, semoga saja kasus ini tidak berkelanjutan dan antara pihak yang berselisih bisa saling berdamai. Tapi, kalaupun berlanjut, ada baiknya timses Jokowi-Ahok merasa bersyukur dan berterimakasih pada duet 2S (Shihab & Samad) yang berkat mereka berdua  situs Jakartabaru.co. justru akan dikunjungi orang lebih banyak lagi (lebih populer).

Kredit buruk bagi Jokowi? (studi popularitas)

Apakah kasus Najwa ini akan menjadi kredit buruk bagi Jokowi, studi popularitas akan mengatakan "belum tentu". Berita yang kemudian menjadi populer dan membangkitkan rasa penasaran umum ini tentu akan membawa mereka berkonfirmasi (self-checking) pada situs yang dimaksud, dan apa yang terjadi, testimoni yang dimaksud tidak ditemukan, justru yang ditemukan adalah visi misi serta program Jakarta Baru. Nah lo, terus gimana, ya akhirnya kembali lagi pada tiap orang dengan isi kepalanya masing-masing, bisa mendukung bisa tidak, bahkan kini pengetahuan mereka tentang "Jakarta Baru" yang dibawa Jokowi menjadi bertambah.

Bergemingkah Jokowi?

Itulah bedanya Jokowi dengan SBY. Tokoh kedua apabila tersudut atau disudutkan dengan isu-isu tertentu, maka sudah sama-sama kita hapalkan, akan segera muncul edisi keluh-kesah yang mengiringi, dan hal ini sah-sah saja dalam politik. Adapun Jokowi apabila tersudut atau disudutkan maka dia akan bersegera melakukan tindakan perubahan. Saya kok sangat yakin jika pengelola situs "Jakarta Baru" bukanlah seorang Jokowi, melainkan salah satu bagian dari tim suksesnya yang mungkin level ke sekian.

Jokowi tidak tahu menahu dalam hal ini, dan ketika tim suksesnya bersibuk-sibuk menutupi kelemahan pengelolaan admin, maka Jokowi kira-kira akan mengatakan:  "sudahlah, buang saja Najwa Shihab, daripada nantinya bermasalah, toh yang khilaf kan kita juga. Itulah bedanya Jokowi dari yang saya lihat selama ini mengelola beberapa kasus yang menimpa dirinya. Jangan dikira protes Najwa ini adalah yang pertama, karena memang sudah semestinya pemimpin itu mendapat banyak kritik dan protes, hanya saja bagaimana mereka kemudian mengelolanya, apakah ramah lagi responsif, ataukah sebaliknya, marah dan kemudian mengacungkan jari tengah.

Sekadar saran pembuktian, silakan mencoba menyusun rancangan kritik dan protes kepada Jokowi, tapi dengan satu syarat, langsung tanpa perantara tim sukses, dan untuk itu, kalau kesulitan bertemu di Jakarta, silakan bertamu di Loji Gandrung Solo, yang bila tidak ada kendala berarti, akan sangat mudah menemuinya (berdasar pengalaman).

Kembali lagi, berangkat dari kasus Najwa Shihab, tim sukses Jokowi seharusnya lebih banyak belajar dalam soal penggalian testimoni. Saya pikir, sekarang sudah tidak lagi jamannya mengoleksi banyak-banyak testimoni dari para tokoh, justru testimoni dari rakyat bawahlah yang penting, utama, dan harus terus digali serta direspon, bukankah seperti itu pula modus gerakan Jokowi selama ini. Jangan sekali-kali tim sukses Jokowi di Jakarta bersikap latah meniru situs-situs tetangga dan kemudian berubah dari pakem karakter kerakyatan yang selama ini dikembangkan Jokowi.

Terakhir, justru ada hal lain dari kasus Najwa Shihab yang menjadi tanda tanya besar bagi penulis. Sebenarnya, stasiun TV tempat Najwa bernaung itu mendukung siapa sih dalam perebutan DKI 1, karena diliat dari track recordnya akhir-akhir ini, mustahil akan menjawab "netral". Bila demikian, apakah "netral" ala Najwa ini adalah benar-benar "netral", ataukah ada unsur-unsur "politis" di dalamnya.

Selamat menikmati suguhan politik Indonesia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun