Mohon tunggu...
FAHRURIZAL
FAHRURIZAL Mohon Tunggu... Jurnalis - Perawakan Sedang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pakai kacamata

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Ikatan Teknisi Pesawat Udara Indonesia Memberi Rekomendasi Boeing 737 Max ke Ditjend Hubud

21 Mei 2019   23:09 Diperbarui: 21 Mei 2019   23:42 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Kompasiana.com -- Jakarta -- Sehubungan dengan dilarangnya operasional B737 Max baru-baru ini setelah 2 kecelakaan besar - penerbangan Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines Penerbangan ET 302 maka IPI (Ikatan Pilot Indonesia) dan ITPI (Ikatan Teknisi Pesawat Udara Indonesia) telah berkolaborasi untuk memberikan rekomendasi Boeing 737 Max ke Ditjend Hubud, ITPI dan IPI menerima legitimasi sebagai organisasi profesi insan penerbangan.

Rekomendasi untuk Boeing 737 Max tersebut akan dibawa sebagai referensi data untuk bertemu FAA dan Boeing serta seluruh dinas perhubungan dunia agar diadakannya perbaikan secara menyeluruh  sampai pesawat tersebut layak dioperasikan.

Ketika Ibu Dirjend menyatakan Grounded untuk jenis pswt B 737 Max 8 pasca kecelakaan Lion Air JT 610.
Indonesia yang diwakili oleh Dirjen Hubud di undang oleh Boeing Company di Dalas USA untuk memverifikasi perbaikan terhadap Boeing Max 8 . Untuk itu Dirjen minta dari para Pilot ( IPI ) & Teknisi Pswt ( ITPI ) memberikan bekal ( rekomendasi ) untuk bekal Dirjen berbicara ke Boeing seandainya Boeing & FAA menyatakan sudah layak terbang, maka kita Indonesia melalui Ditjend Hubud akan mengajukan persyaratan yg salah satunya adalah Rekomendasi dari ITPI & IPI.

Foto Arsip Kegiatan
Foto Arsip Kegiatan
"Kami sangat mengapresiasi dan setuju atas Rekomendasi dari IPI dan ITPI ini sebagai bahan untuk bertemu Boeing Company dan FAA." ujar Polana B. Pramesti Dirjend. Perhubungan Udara di DKPPU Cengkareng, Senin, (20/05/2019).

Berikut beberapa rekomendasinya ;

Secara kontekstual, jelas bahwa manual yang diterbitkan Boeing gagal memberikan informasi mengenai MCAS untuk kru penerbangan dan informasi yang cukup untuk personel pemeliharaan dalam manual yang diterbitkan.

Oleh karena itu, B737-Max tidak boleh dioperasikan sampai koreksi dan pembaruan terkait dengan sistem MCAS dilakukan dan semua rekomendasi Boeing dan persetujuan FAA dibuat untuk mematuhi semua Buletin Layanan (SB) berikutnya dan Airworthiness Directives (ADs).

Secara khusus, langkah-langkah berikut diharapkan untuk membantu memastikan standar keselamatan yang dapat diterima :

A.Semua aspek operasional, teknis, fungsional dan interaktif MCAS diungkapkan, diterbitkan dalam Boeing Manual terkait dan didistribusikan dengan cara yang paling efektif untuk memberdayakan kru penerbangan, pemeliharaan penerbangan, dan karyawan penerbangan teknis untuk secara efektif melindungi tingkat keselamatan yang dapat diterima.

Ini termasuk tetapi tidak terbatas pada penerbitan berikut ini :

1. Prosedur perawatan untuk sistem MCAS dan elemen-elemen terkait.
2. Prosedur perbaikan untuk sistem MCAS atau elemen-elemennya.
3. Prosedur uji fungsional pasca-perbaikan MCAS.
4. Informasi operasional sistem MCAS untuk Awak Penerbangan termasuk inter-hubungannya dengan sistem lain atau elemen-elemennya.
5. Semua kemungkinan kelainan yang dapat menyebabkan aktivasi sistem MCAS yang salah, tidak perlu, atau berbahaya.
6. Pedoman dan teknik kru penerbangan untuk secara jelas dan tanpa beban kerja yang berlebihan, mengidentifikasi aktivasi MCAS.
7. Prosedur penerbangan untuk menonaktifkan aktivasi MCAS yang salah.
8. Prosedur penerbangan untuk pemulihan manual setelah semua aktivasi MCAS yang memungkinkan termasuk dari kemungkinan keadaan pesawat yang tidak diinginkan (UAS).
9. Silabus pelatihan dan pedoman untuk awak pesawat untuk semua acara MCAS yang memungkinkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun