Mohon tunggu...
FAHRURIZAL
FAHRURIZAL Mohon Tunggu... Jurnalis - Perawakan Sedang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pakai kacamata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mari Kita Sesama Anak Bangsa Bersatu Membangun NKRI

13 Mei 2019   13:22 Diperbarui: 13 Mei 2019   13:35 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah Opini

*) Hendrik Yance Udam

Jakarta -- Perhelatan pesta demokrasi 2019 yaitu pemilihan presiden dan wakil presiden republik indonesia serta wakil rakyat yang akan duduk di DPRI serta provinsi dan kabupaten kota di seluruh indonesia telah selesai dan  Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia ( KPU RI  ) sedang mempersiapkan untuk menetapkan presiden dan wakil presiden republik indonesia periode 2019 -- 2024 pada tanggal 22 Mei mendatang.

KPU  juga telah  mempersiapkan untuk mengumunkan  nama nama yang akan duduk sebagai anggota DPR-RI  serta  provinsi dan kabupaten kota di seluruh indonesia yang akan bertugas selama lima tahun kedepan untuk melayani dan membangun bangsa dan negara serta  bertugas sebagai penyambung lidah  rakyat di pemerintahan demi kesejahtraan rakyat indonesia dari sabang sampai merauke.

Pesta demokrasi  pemilu tahun ini cukup menguras energi bangsa dan negara yang cukup besar dalam sejarah NKRI, lebih dari 550 petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia selama Pemilu 2019, terdiri atas anggota kelompok penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panwaslu dan Polri.oleh sebab itu pemilu 2019 harus di evaluasi sehingga pemilu pemilu berikutnya di NKRI bisa berjalan dengan baik.

Hal  menimbulkan  polemik yang tidak sedap di semua kalangan elit - elit politik nasional dan daerah serta kalangan menengah dalam strata sosial masyarakat indonesia dari sabang sampai merauke .

Ditambah lagi isu people power yang dihembuskan oleh kelompok-kelompok yang tidak bisa menerima kekalahan dalam pemilu kali ini, dengan dalil pasangan nomor urut satu  Ir Jokowidodo  dan Prof. DR. Kiai Haji Ma'ruf Amin melakukan kecurangan dalam pemilu ditambah lagi  isu yang
dihembuskan bahwa ada dugaan KPU serta penyelengara pemilu telah melakukan kecurangan  secara terstruktur, sistematis dan masif.

Isu tersebut adalah merupakan  opini yang
dibentuk  dan menjadi pintu masuk untuk mengoyangkan pemerintahan yang ada  sehingga rakyat tidak mempercayai pemerintah yang sah dan tejadilah kekacauan politik dalam Negeri.

Pilres 2019 kali ini juga membuat kelompok anak bangsa terbagi menjadi dua kelompok  besar  dan kalau kita tidak mengelolanya dengan baik di pastikan akan terjadi konflik besar  di NKRI dan sejarah kelam bangsa kita 1965  itu  terulang  kembali akhirnya membuat ibu pertiwi menangis dan, rakyat indonesia  menjadi susah dan ketakutan.

Jangan karena politik dan serta perbedaan yang ada dan  pemilihan presiden RI membuat bangsa ini terpecah- pecah atau konflik di mana-mana yang membuat  ibu pertiwi menangis melihat darah bercucuran membasahi bumi nusantara di dalam rumah besar kita yaitu NKRI . Sebagai anak bangsa yang mencintai NKRI jangan kita membuat bangsa ini tercabik-cabik  tercerai-berai oleh isu - isu identitas, semagat, radikalisme, intoleran, yang menghantui kehidupan berpolitik berbangsa dan bernegara.

Jangan biarkan sejarah kelam bangsa kita terulang lagi karena perbedaan pandangan politik, agama dan golongan, namun jadikanlah perbedaan itu sebagai alat pemersatu bangsa  sesuai dengan motto kita yaitu Bhineka Tunggal Ika ( Berbeda- beda tapi satu ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun