Pak Menteri ,,,
Atas dasar normal kesopanan, norma agama, norma susila dan norma hukum bolehkan kami menilai dari apa yang siswa lakukan di sosial media??? bukan apa-apa pak, kebebasan berekspresi dimaknai salah oleh siswa, mereka ingin dikenal, pada pansos ingin eksis di dunia maya dengan postingan, video, dan ucapan yang tidak pantas.Â
Kita buktikan saja buka Instagram cari #Siswa yang muncul bukan foto, video siswa sekolah pada umumnya tapi foto, video siswa yang menunjukkan lekuk tubuhnya yang saya rasa tidak pantas untuk dipertontonkan.Â
Disini saya tidak ingin mengatakan bahwa sosmed perusak moral, toh saya juga pengguna sosmed, saya bukan anti sosmed, saya hanya sedang berusaha menilai karakter siswa secara keseluruhan bukan hanya saat di dunia nyata termasuk di dunia maya. Bukankah, kasus pelecehan, kekerasan terhadap anak, pencemaran nama baik, pelanggaran IT berawal dari penggunaan sosmed yang tidak bijak?
Sekiranya jika mau sama-sama membenahi karakter siswa, tidak cukup kita hanya mengandalkan penilaian di lingkungan sekolah saja, pandemi ini juga belum berakhir sedang penilaian terhadap siswa harus tetap berjalan. Hemat saya kita sedang berada di dua dunia yang beda namun saling terkait. Kami tidak ingin pendidikan karakter yang ditanamkan sejak dini, hilang begitu saja dirusak oleh sosial media yang negatif.