Mohon tunggu...
Roisul
Roisul Mohon Tunggu... Guru - Kunjungi tulisan saya yang lain di roisulhaq.blogspot.com saat ini sedang menjadi Guru demi mendidik, mencerdaskan anak bangsa.

Menulis tak harus menunggu galau~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tren Belajar di Rumah, dari Tatap Muka ke yang Online-online, Masihkah Belajar Itu Menyenangkan?

20 Maret 2020   15:53 Diperbarui: 20 Maret 2020   16:17 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran di sekolah tak hanya sekedar transfer ilmu, namun juga proses interaksi langsung antara guru dengan siswa. Sumber: kompas.com

Setelah saya membaca artikel headline Kompasiana dengan judul "Liburnya Senang, Tugasnya bikin meriang" tulis Vera Shinta dan tulisan milik Kompasioner Martha Weda yang judulnya "Ini Dia, Hari Pertama Kegiatan Belajar di Rumah". 

Saya ingin menulis artikel penguat bahwa belajar sendiri di rumah tidak asyik. Apalagi anak usia sekolah dalam masa pertumbuhan. 

Hal lain, yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana sibuknya para orang tua mendampingi anak-anaknya yang belajar di rumah, orang tua harus meluangkan waktunya untuk anaknya sebagai pengganti guru di sekolah. 

Sejak virus corona dinyatakan sebagai pandemi oleh badan kesehatan dunia (WHO) kepala daerah sebagai kepanjangan tangan dari pemerintah pusat menyatakan bahwa untuk sementara waktu kegiatan belajar mengajar di lakukan di rumah secara online, tidak ada pembelajaran tatap muka. 

Melalui pembelajaran tatap muka guru dapat memantau secara langsung aktifitas belajar siswa.

Guru juga akan lebih mudah untuk melihat seberapa jauh kemampuan siswa sesuai dengan indikator pencapaian kompetisi.

Belakangan memang perubahan dalam dunia pendidikan menuntut pembelajaran harus lebih modern. Model-model lama seperti ceramah sudah dianggap usang. Guru harus menguasai TIK agar pembelajaran lebih menarik.

Hasilnya, mau tidak mau peran guru yang begitu besar dalam pembelajaran harus tersisihkan. Istilah lainnya sekarang bukan lagi Teacher Center Learning namun telah berganti menjadi Student Center Learning. Disini pembelajaran lebih hidup.

Menempatkan siswa sebagai pusat dari pembelajaran bukan perkara mudah. Karena Mindset siswa tidaklah sama, bagi mereka pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang sedikit tugas, tidak dituntut ini itu. Banyak mainnya guru yang santuy tidak banyak aturan.

Ada yang menganggap sekolah seperti penjara, ruanganya persegi bahkan jendela kelas diberi jeruji besi agar aman tidak ada yang kabur. Tembok yang mengelilingi sekolah dibuat setinggi mungkin agar mereka tak loncat pagar.

Nyata, mereka lebih santuy. Macam-macam alasanya sejak UN tak lagi punya standart kelulusan, sejak HAM menjadi tameng mereka sehingga tak ada lagi guru yang melakukan kekerasan dan sejak gadget menjadi senjata untuk memviralkan kejadian. 

Sesuatu yang kontras, gadget yang selama ini dianggap membatasi interaksi manusia, telah berubah menjadi alat pemersatu, pemersatu mabar bagi para gamers, pemersatu bagi para tiktokers dan pemersatu lain bagi siswa. 

Sekolah menjadi lebih menyenangkan, tak sampai disitu bagi guru yang kreatif yang mampu mengintegrasikan pembelajaran dengan gadget pasti akan lebih disukai siswa apalagi tugas-tugas yang diberikan dikemas dengan menyenangkan tentu siswa akan semakin betah di sekolah. 

Kini, anak-anak tidak bisa lagi merasakan kerja kelompok, bercanda dan bermain dengan teman sekolah, terlebih mereka juga tidak mendapat sangu seperti waktu sekolah. 

Pembelajaran online di rumah membutuhkan pengawasan ekstra dari orang tua agar tugas yang diberikan selesai. Terlebih juga agar mereka tidak menyalahgunakan gadget. 

Alih-alih bisa bermain dengan teman kejenuhan menatap layar gadget atau layar Komputer tak bisa segera terobati karena covid-19 mereka tidak bisa bermain kemana-mana. Tumpukan tugas sudah di depan mata. 

Apalagi melalui WAG para orang tua akan mengetahui anaknya sudah tuntas  apa belum tugas-tugas yang diberikan oleh bapak ibu guru. Dengan demikian mereka tak bisa beranjak dari belajar di rumah.

Kalau sudah seperti ini masihkah belajar itu menyenangkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun