Mohon tunggu...
rohmen teras
rohmen teras Mohon Tunggu... Jurnalis - bebas

bebas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nostalgia

22 April 2019   20:48 Diperbarui: 22 April 2019   20:56 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dia bukan lagi rasa
lama hanya sisa
bersua bermacam luka
melankolis tuk keindahan jiwa

kasih sayang kupupuk lewat bahasa hati
tiada berdaya pada ruang sunyi
tersesat jalan menuju lorong alam rimba
hingga kujumpai malam telanjang disana
belantara tak berpenghuni

tertawa melihat ku datang pada masa lalu
aku mendengar samudra berbisik pada langit biru
ombak berlarian sampaikan sejuta pesan rindu
berdiam diri menatap kau
kusentuh tapi kau terbang mengikuti mata angin pilu

hilanglah pula kerendahan hati
pupus Sudah harapan mimpi
bersama pahitnya tanya. .
hatipun bungkam jua
bagaimana aku Lusa?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun