Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kasus JIS Adalah Eksplosif Kepedulian pada Anak

16 April 2014   20:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:36 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13976312941463232349

Tanpa mengurangi simpati, empati dan keprihatinan saya terhadap korban, kita patut mengambil hikmah dari kasus yang terjadi di JIS. Setidaknya terbongkarnya kasus pelecehan anak di institusi ini mampu menjadi eksplosif yang meledakkan kepedulian kita pada masa depan dan ancaman pada anak-anak.

Pasalnya banyak anak orang-orang berpunya, orang penting, orang pintar dan ternama yang sekolah di sana. Tak bisa dipungkiri, JIS merupakan salah satu representasi dari wajah pendidikan di Indonesia. Wajah lembaga pendidikan yang konon memiliki standar kualitas tertinggi dibandingkan rata-rata lembaga pendidikan yang mampu disediakan oleh pemerintah Republik Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, kasus JIS ini juga melibatkan ISS. Sebuah perusahaan jasa outsourcing yang beroperasi di berbagai belahan dunia, yang terdiri dari Amerika Utara, Eropa hingga kawasan Asia Pasifik. Mereka menyediakan jasa cleaning service, keamanan, pelayanan properti, katering dan pendukung lainnya.

Khusus untuk Indonesia, melalui situs resminya, mereka mencatat ada sekitar 58.000 orang yang bekerja untuk ISS. Perusahaan tersebut mengklaim sebagai yang terbesar dengan 2.000 pengguna jasa. Sebagian sekolah internasional di Jakarta memang memakai jasa ISS untuk cleaning service, termasuk JIS.

Terbongkarnya kasus pelecehan seksual terhadap anak di JIS tersebut sontak menghenyakkan kita, khususnya masyarakat menengah ke atas yang mengerti betul kualitas lembaga pendidikan ini entah dari performance fisik, iklan, kehumasan, atau kasak-kusuk antar komunitas di antara mereka.

Kasus yang terjadi di JIS telah membuat banyak orang ternama, orang pintar, orang berpengaruh, orang berpunya dan orang-orang penting lainnya segera angkat bicara. Dengan cepat kasus ini menyebar di berbagai media massa, media sosial dan pembicaraan penting pada komunitas atau peer group kelas masyarakat yang berpengaruh.

Jelas sekali akan berbeda jika kasus tersebut menimpa sekolah-sekolah rakyat, PAUD-PAUD swasembada rakyat, SD Inpres atau SD negeri dan sekolah-sekolah umum lainnya. Dan tak bisa dipungkiri kasus tersebut memang sudah acap terjadi dan kurang mendapat perhatian yang bombastik kecuali sekedar menghiasi halaman kriminal media-media massa yang ada.

Beberapa lembaga internasional beberapa waktu lampau pernah merilis bahwa lebih dari 200 juta anak di dunia menjadi korban kekerasan seksual, dan 126 juta anak hidup sebagai pekerja keras.

Selain itu, lebih dari sekitar 100.000 perempuan dan anak Indonesia diperdagangkan setiap tahunnya. Sebanyak 5.000 anak berada di panti rehabilitasi anak nakal, dan 84 persen dari mereka yang terpidana ditempatkan di penjara dewasa.

Di bidang pendidikan, misalnya, diperkirakan dua juta anak tidak sekolah, dan hanya 30 persen anak usia dini yang mendapatkan akses layanan formal perkembangan anak usia dini.

Sungguh data-data di atas merupakan kenyataan memprihatinkan yang seharusnya membuat kita miris akan nasib dan masa depan anak-anak yang memerlukan kepedulian dan tindakan nyata dari kita semua.

Semoga, meledaknya kasus yang terjadi pada siswa JIS, mampu menjadi eksplosif yang meledakkan kepedulian kita pada keamanan, kenyamanan, keceriaan, kebahagiaan dan keterjaminan masa depan anak-anak Indonesia.Jaminan atas layanan yang baik di bidang pendidikan, kesehatan, keamanan, hokum, jaminan atas kebutuhan nutrisi dan gizi dan hak-hak anak-anak Indonesia lainnya dimana pun mereka berada dan strata sosial apapun yang mereka miliki.

Mari kita jadikan kasus ini sebagai martir atas jaminan masa depan yang lebih gemilang bagi semua anak Indonesia dan anak-anak di seluruh dunia. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun