Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jambore Sepeda Nusantara Purwakarta 2015: Berdayakan Potensi Wisata Daerah

27 Agustus 2015   13:00 Diperbarui: 28 Agustus 2015   01:12 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menelusuri sejarah penciptaan alat transportasi manusia, akan menempatkan sepeda sebagai tonggak sejarah yang penting. Pasalnya, penemuan sepeda merupakan pintu terbukanya inovasi teknologi alat-alat transportasi setelahnya. Tak bisa dipungkiri, sepeda diciptakan lebih dahulu dibanding motor dan mobil. Konon sepeda telah lama dirancang oleh para ilmuwan penemu zaman dahulu, termasuk Leonardo da Vinci.

Secara resmi diakui bahwa penemu sepeda adalah Baron von Drais. Ia adalah mandor sebuah taman di Paris yang sangat luas. Karena kesulitan untuk berpindah-pindah dari satu bagian taman ke bagian lainnya, akhirnya Baron berinisiatif menciptakan alat yang bisa memudahkannya berpindah-pindah dengan cepat tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga.

Alhasil pada tahun 1860 Baron berhasil menciptakan sebuah kendaraan berupa kursi yang beroda. Bentuknya sudah menyerupai sepeda, hanya saja dia belum menemukan genjotan untuk menggowes. Alat ciptaan Baron inilah yang akhirnya diakui sebagai sepeda pertama di dunia. Dan berdasarkan nama penemunya, sepeda pertama ini dinamakan Sepeda Draisienne.

Draisienne tak bertahan lama, sejalan perkembangan kepintaran manusia, selanjutnya terus bermunculan sepeda-sepeda versi baru yang lebih efisien dan ditambah ditemukannya pedal untuk menggenjotnya.

Meski pada akhirnya fungsi sepeda sebagai alat transportasi tergerus dengan ditemukannya motor dan mobil, harus diakui bahwa sepeda memiliki cukup keunggulan sebagai alat transportasi dengan jangkauan jarak yang terbatas. Sepeda merupakan alat transpotasi yang hemat energi, anti polusi, peka terhadap kelestarian lingkungan, ekonomis serta menyehatkan. Karenanyalah meskipun tidak lagi menjadi alat transportasi utama sepeda mampu tetap bertahan dan terus berkembang hingga sekarang.

Olahraga bersepeda masih mampu menjadi salah satu olahraga popular dan memasyarakat. Bahkan bisa kembali menjadi tren yang aktual dan populis di era ancaman kerusakan lingkungan yang terjadi sekarang. Beberapa kalangan elit modern di kota-kota besar dunia mulai kembali menjadikan sepeda sebagai alat transportasi harapan. Tren yang dimulai oleh para pecinta lingkungan dunia ini pun sekarang mulai masuk ke Indonesia. Gerakan “bike to work” pun sempat menjadi trending topik di masyarakat perkotaan Indonesia. Perkembangan produk sepeda pun kembali mengeliat. Bermacam varian sepeda bermunculan dan menyasar segala kelas masyarakat, kalangan elit hingga masyarakat biasa.

Berbagai Acara Jambore Sepeda

Berkenaan dengan semakin tumbuhnya budaya bersepeda inilah maka komunitas pecinta sepeda bekerjasama dengan dengan Otorita Jatiluhur dan ISSI Purwakarta, akan menggelar Jambore Sepeda Nusantara 2015 yang akan dipusatkan di Kota Purwakarta  selama dua hari, yaitu tanggal 29-30 Agustus 2015.

Beberapa acara menarik siap disajikan penyelenggara. Diantaranya pada Sabtu, 29 Agustus 2015 akan digelar sepeda touring dengan start dari Bekasi dan finish di Purwakarta. Di hari itu akan digelar juga “XC Adventure Sumurugul Trek – Wanayasa”, “Pasar Klithikan” yang berisi bazar dan BMX FLATLAND Competitions, “Defile Onthel” dalam karnaval budaya dunia, dan “Forum Gathering” yang dimeriahkan bintang tamu dan pemutaran film touring & cycling.

Sedangkan di hari Minggu, 30 Agustus 2015, khalayak bisa mengikuti funbike-festival Jatiluhur,  BMX Show dan Coaching Clinic, Panggung Hiburan dan pembagian hadiah dan ditutup dengan sepeda touring ke Bekasi atau kembali ke kota asal.

Tentu saja selain berfungsi untuk mempopulerkan kembali budaya bersepeda sebagai sarana rekreatif dan olahraga, pergelaran ini juga berpotensi menjadi salah satu serial acara yang akan bermanfaat untuk memberdayakan potensi wisata dan kesenian daerah khususnya tempat diselenggarakan Jambore tersebut. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun