Tak terasa berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan oleh Pemprov DKI Jakarta telah berlangsung selama dua minggu.
Seperti yang dikatakan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, maka masa transisi atau persiapan pemberlakuan menuju protokoler "The New Normal" atau Bahasa Indonesianya "Kenormalan Baru" telah berlangsung selama dua minggu pula.Tentu saja banyak perkembangan baru yang telah terjadi.
Misalnya portal-portal di ujung-ujung gang perumahan yang mulai kembali. Mulai bukanya para penjual nasi uduk tiap pagi, macetnya lalu lintas jam pergi dan pulang kantor yang mulai padat kembali dan mulai ramainya kembali masjid-masjid untuk mendirikan salat berjamaah yang sebelumnya cukup lama tidak didirikan di masjid dan mushala-mushala.
Akhir pemberlakukan PSBB kemarin telah jatuh pada hari Jumat (5/6). Seperti merayakan berakhirnya PSBB tersebut, maka segera masyarakat berduyun-duyun mendirikan salat Jumat berjamaah yang total sudah hampir 3 bulan ditiadakan.
Tentu saja kegembiraan tercermin pada para jamaah yang datang ke masjid untuk mendirikan kembali salat Jumat yang hampir tiga bulan tidak bisa mereka tunaikan.
Meski salat Jumat hanya diwajibkan bagi umat muslim yang laki-laki, namun karena harus menerapkan protokol jaga jarak fisik (physical distancing) maka tempat salat para jamaah meluber hingga di luar masjid dan di aspal jalanan depan masjid.
Namun para jamaah sepertinya tidak berkeberatan dengan situasi tersebut. Malah kondisi tersebut dianggap sebagai pengganti salat Idul Fitri yang pada lebaran 1441 Hijriyah kemarin tidak bisa dilaksanakan berkenaan dengan masih berlakunya PSBB di DKI Jakarta.
Di ujung jalan atau boleh dianggap sebagai pintu gerbang masuk masjid, sudah ada marbot yang bertugas untuk mengukur suhu tubuh para jamaah yang hadir.
Di dalam ruang utama masjid dan serambi masjid juga ada marbot yang bertugas untuk mengatur jarak duduk para jamaah yang hadir sehingga bisa menjaga jarak fisik (physical distancing) sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Memahami bahwa penerapan physical distancing tersebut akan membuat jamaah meluber hingga keluar masjid bahkan di jalan aspal depan masjid, maka marbot masjid pun sudah bersiap dengan menyediakan sajadah cadangan sebagai bantuan untuk dipinjamkan pada jamaah yang lupa tidak membawa sajadah sendiri.
Hasilnya pelaksanaan jamaah sholat Jumat berlangsung rapi, teratur, disiplin dan khusyu. Para jamaah yang hadir juga tak ada yang melupakan untuk mengenakan masker. Di awal kehadiran ke lokasi masjid, mereka datang dengan menjaga jarak yang cukup memenuhi persyaratan protokol kesehatan.
Meskipun semua yang hadir adalah jamaah pria saja, namun suasana benar-benar seperti pelaksanaan salat Idul Fitri atau Idul Kurban. Jamaah duduk rapi dan teratur hingga di jalan-jalan aspal sekitar masjid untuk mendengarkan kutbah Jumat dan mendirikan salat berjamaah.