Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Renungan Pasca HUT ke-74 RI: Santai Saja, Bahkan Presiden Pun Salah Gunakan Diksi 'Dirgahayu'?

22 Agustus 2019   01:50 Diperbarui: 22 Agustus 2019   01:56 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di HUT ke-74 Republik Indonesia (RI) - Sumber Foto: sindonews dotcom (17/8/2019).

Pada 17 Agustus 2019 kemarin, bangsa Indonesia merayakan hari ulang tahun yang ke-74 kemerdekaan Republik Indonesia yang kita cintai.Gegap gempita pesta rakyat digelar di segenap pelosok negeri. Bendera merah putih dikibarkan di setiap sudut yang ada. Penjor warna-warni, gapura, umbul-umbul, mural, spaduk, poster, baliho dan lain sebagainya menambah kemeriahan suasana.

Sayangnya meskipun kita sudah 74 tahun lamanya memproklamasikan kemerdekaan dan mendeklarasikan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, belum mampu menunjukkan kepiawaian berbahasa Indonesia yang semestinya.

Pasti setiap perayaan HUT Kemerdekaan RI, selalu saja muncul kesalahan berbahasa Indonesia yang notabene seperti menunjukkan kemalasan kita untuk menjunjung harkat bahasa Indonesia ke derajat yang semestinya. Selalu muncul kesalahan sepele yang selalu terulang dan terulang lagi, seperti tanpa ada penyesalan untuk perbaikan.

Sadarkah kita kesalahan berbahasa Indonesia seperti apakah itu?

Jika kita jeli dan mau sedikit peduli pada arti dan kaidah dari diksi bahasa Indonesia maka dengan mudah kita akan mampu menemukannya.
Setiap HUT Kemerdekaan RI, dengan mudah kita bisa menemukan kesalahan penggunaan kata "dirgahayu" pada pidato-pidato tokoh-tokoh, pada spanduk, baliho, poster, berita media massa dan banyak lainnya.

Bahkan seorang Presiden seperti halnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata masih kilaf dalam menggunakan kata dirgahayu tersebut.
Seperti yang dilansir  idntimes dotcom (17/8/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan di Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia. Ia menyampaikan pesan agar Indonesia ke depannya bisa tetap bersatu.

"Keutuhan negara, kesatuan Republik Indonesia adalah segala-galanya. Jangan sampai dikorbankan yang namanya keutuhan NKRI karena pilihan bupati, pilihan gubernur, pilihan presiden, keutuhan NKRI harus ditempatkan di tempat yang paling penting," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Sabtu (17/8).

Nah yang jadi masalah adalah ketika selanjutnya, Jokowi pun mengucapkan selamat hari ulang tahun kepada Indonesia.

"Pada hari yang berbahagia ini saya ingin mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-74 tahun," ucapnya.

Lalu apa yang salah pada ucapan Presiden Jokowi tersebut? Ternyata pada ucapan di atas Presiden Jokowi nelakukan kesalahan yang umum dilakukan banyak kalangan pada setiap perayaan HUT Kemerdekaan RI.

Tepatnya yaitu kesalahan penggunaan kata "dirgahayu" pada ucapan selamat yang beliau lontarkan.
Kata 'dirgahayu' mengandung arti panjang umurnya. Jadi jika dirangkaikan menjadi kalimat seperti yang diungkapkan Jokowi di atas akan memiliki makna yang rancu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun